Cari Blog Ini

Kamis, 30 Mei 2013

Tour Tarbawiyah DAQU SCHOOL 2013

Menyenangkan sekali menjadi muslim, karena untuk melakukan sebuah perjalanan saja ada perintahnya dalam Al Qur’an. Bukan hanya perintah shalat, puasa atau haji, namun juga perintah berjalan. Coba kita mulai tadarus ayat-ayat tersebut:

“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (Ali Imran : 137).

“Katakanlah: Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu” (Al An’am : 11).

“Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (An Nahl : 36).

“Katakanlah: “Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa” (An Naml : 69).

“Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al Ankabut : 20).

Ayat-ayat di atas berbentuk perintah untuk berjalan di muka bumi dengan tujuan untuk mengambil hikmah, ibrah, pelajaran, spirit dari kisah-kisah kemanusiaan. Terbentang ayat-ayat kauniyah di alam semesta yang amat luas, tersedia berbagai pelajaran dan hikmah kehidupan dalam setiap kelompok masyarakat di muka bumi, terdapat spirit dalam sejarah kehidupan manusia dari zaman ke zaman. Maka kami mencoba melakukan perjalanan ini. Harapannya dapat mengambil hikmah dan spirit darinya.


Perjalanan dimulai pukul 5.30 pagi pada hari Sabtu, 25 Mei 2013. Setelah sholat subuh berjamaah kami menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam menuju Subang, tujuan pertama ke pabrik pembuatan sepatu, pabrik ini masih tergolong home industri, karena masih memanfaatkan rumah sebagai tempat produksi dan jumlah karyawannyapun masih sedikit sekitar 3-4 orang, namun demikian produknya sudah mencapai ekspor. uniknya di sini kita bisa memesan model sepatu atau sendal apa saja yang kita inginkan, kalau yang tersedia belum ada yang cocok buat kita.

                             Ikutan mengaduk-aduk :)
Setelah dari sana kami meluncur ke pabrik dodol nanas. Melihat proses pembuatannya sampai pemasarannya. ternyata disini tidak hanya dodol yang dibikin, ada wajik, kerupuk, selai sampai keripik nanas     .Dodol dan wajik hampir sama bedanya dodol memakai santan kelapa sedangkan wajik memakai kelapa parut, nah karena perbedaan inilah wajik lebih cepat kadaluarsanya karena kelapa parut lebih cepat tengik. dari 20 kg bahan dasar nanas dihasilkan 18 kg dodol atau wajik, dengan tambahan tepung dan gula pasir. prosesnya
higenis, tanpa bahan pengawet ataupun pemanis buatan. Pembuatan keripik lebih rumit, karena harus menggunakan alat khusus, kami tidak sempat melihat proses pembuatannya karena pada saat itu tidak sedang produksi, pembuatan keripik hanya 2 kali seminggu. Selain prosesnya yang rumit juga memerlukan bahan baku yang tidak sedikit, untuk menghasilkan 20 kg keripik memerlukan 400 kg nanas, sehingga sangat wajar harganyapun luar biasa, 15000 per ons. Setelah melihat proses pembuatan kami diberi pengarahan dari mulai berdirinya usaha ini sampai mereka meraih penghargaan dari Kementan atas keberhasilannya memberdayakan potensi lokal. Sehingga nanas dijadikan icon kabupaten Subang. pemasarannya selain membuka toko-toko sentra oleh-oleh yang berjejer di pinggir jalan mereka juga telah mengirim produknya ke Bandung dan sekitarnya.

                                                           Produk hasil wajik hampir jadi
                                                                       Pengarahan

Masih di daerah Subang, kami menuju ke Pesantren yang unik, yang memadukan kurikulum pesantren dengan diknas dan wirausaha: Asy-Syifa Boarding School. Di sini kami belajar proses pemeliharaan sapi perah, dalam sehari seekor sapi normal akan menghasilkan sekitar 20 liter susu, nah kalo punya 10 sapi kalikan saja. Sebenarnya negeri kita punya potensi luar biasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun ekspor, tapi sayang kebijakan pemerintah seringkali tidak berpihak pada rakyat karena campur tangan asing,  bahkan karena kepentingan pribadi dan golongan. Jadi ingat kasus pembatasan kuota impor daging sapi oleh Mentan, maksudnya untuk membantu pengembangan dan kesejahteraan peternak sapi lokal. Eh beritanya malah dialihkan pada kasus suap yang tidak jelas dan aneh. Selain ternak sapi pesantren ini juga menggalakkan bidang pertanian, karena daerah ini potensial tanaman hortikultura sehingga ditanam sayur-mayur dan buah-buahan. Hasil panen dijual maupun untuk konsumsi sendiri. Sayang di sini kami tak sempat bertemu dengan para santrinya maupun para pendidiknya karena sedang ada acara wisudah santri tingkat akhir. Sistem pendidikan di sini komprehensif memadukan tiga simpul utama yaitu agama, pengetahuan dan wirausaha.

                                                       areal peternakan jauh dari pemukiman santri

                                                  pengarahan tentang peternakan sapi
                                              perkebunan di sekitar pemukiman pesantren

Hari beranjak sore, sesi jalan-jalan dimulai, kami mampir di perkebunan teh Ciater. Hamparan hijau tanaman  pemberi rasa rileks ini membuat sejuk mata memandang, Subhanallah... sejuk dipandang, nikmat dirasakan...Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? butiran hujan yang jatuh membasahi bumi kala itu tidak menghalangi kami berfotoria :) malam menjelang kami bermalam di villa Ciater. Pagi-pagi sekali kami melanjutkan perjalanan menuju kota Bandung, tujuan berikutnya Ciwidey dan Kawah Putih.


                                     perkebunan teh sepanjang perjalanan menuju kota Bandung

 Lumayan dari Ciater menuju ke tempat ini memakan waktu sekitar 4 jam. Di kawah ini bau belerang sangat menyengat disarankan memakai masker bila tidak kuat, karena akan menyebabkan batuk dan sesak nafas. semakin siang bau belerang semakin menyengat karena pengaruh sinar matahari. Tempat ini dinamakan kawah putih karena warnanya putih oleh belerang. Belerang ini adalah kekayaan alam yang patut kita syukuri karena banyak sekali manfaatnya, selain untuk kesehatan kulit karena anti bakteri dan anti jamur juga untuk membantu menjaga sendi agar sehat, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu dalam pencernaan lemak dan penyerapan, sulfur juga dibutuhkan untuk membuat asam empedu, membantu mengatur gula darah, dan membantu menjaga keseimbangan oksigen untuk fungsi otak yang sehat. Namun sayangnya belum ada suplemen belerang (sulfur) tapi kita bisa memperolehnya dari kuning telur, kubis, brokoli, kembang kol, kubis Brussel, kangkung, sawi, asparagus, bawang merah, dan bawang putih. Insya Allah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita tanpa harus mengkonsumsi suplemen. oya tiket masuk ke sini 19 ribu per orang ditambah naik angkutan 5 ribu per orang untuk mencapai kawah.




Dalam perjalanan pulang dan pergi kami melewati perkebunan stroberry di daerah Ciwidey, namun tak sempat mampir karena waktu terbatas. Perjalanan berakhir di Cibaduyut, tempat sentra oleh-oleh dan tempat belanja sepatu atau sandal berbagai merk.
Alhamdulillah perjalanan yang banyak memberikan pelajaran berharga untuk dijadikan model pengembangan   wirausaha berbasis potensi lokal dan belajar berwirausaha serta menjadikan kita untuk selalu banyak bersyukur atas karunia yang Allah berikan kepada kita, berupa kekayaan alam dan keindahan alam. Seperti firman Allah berikut.

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.“ (QS. Al Baqoroh (2) : 172)

“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS. Saba' (34) :15)

Rabu, 29 Mei 2013

Suci Sekeping Hati



Album : Kembara Cinta
Munsyid : Saujana
http://liriknasyid.com


Sekeping hati dibawa berlari
Jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang

Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa

Akan kuatkah kaki yang melangkah
Bila disapa duri yang menanti
Akan kaburkah mata yang meratap
Pada debu yang pastikan hinggap

Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan di tengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba

Rabu, 22 Mei 2013

Mari Belajar Menjadi Bijaksana


Dari kisah yang saya tuliskan kemarin, mari kita mengambil ibroh, kita sebagai sahabat atau sebagai murobbi hendaknya bertindak bijaksana, tidak kemudian menjust bahwa ada yang tidak beres pada mereka, bukankah cinta mencintai adalah fitrah, lalu kenapa itu terlarang? sepanjang cinta itu hadir bukan karena sahwat (Ketampanan, kekayaan, kedudukan, mengumbar perhatian: smsan, teleponan, chatingan yang tidak penting). Namun karena agamanya, akhlaknya, dan kecintaannya pada dakwah. Cinta seperti ini ada baiknya di apresiasi, kita bantu untuk menemukan solusinya, bukan malah mempersulitnya.

Kata Anis Matta dalam serial cintanya, kasihanilah orang-orang yang jatuh cinta, karena di hati siapapun cinta yang suci yang tulus seperti itu singgah, kita seharusnya mengasihi pemilik hati itu. Sebab itu perasaan yang luhur. Sebab perasaan yang luhur begitu adalah gejolak kemanusiaan yang direstui di sisi Allah. Karena direstui itulah Rosulullah yang merupakan teladan terbaik kita, menanggapi dengan sangat bijaksana dalam hal ini seperti dalam sabdanya: tidak ada yang lebih baik bagi mereka yang saling mencintai kecuali pernikahan (HR. Ibnu Majah).        

Tentu kita masih ingat kisah Pernikahan Fatimah dan Ali, betapa bijaksananya Rosulullah saat dua sahabat terbaiknya nya: Abu Bakar dan Umar datang meminang Fatimah, namun beliau menolaknya dengan santun karena tidak ada jawaban yang menyetujui dari Fatimah. Tapi ketika Ali yang datang beliau menjawabnya dengan ahlan wa sahlan karena Fatimah telah mengiyakan, dan beliau faham ada cinta di hati Fatimah untuk Ali. Di sini dua jiwa telah bertemu, dan pertemuan itu adalah atas kehendak Allah.        

Kita lihat betapa banyak proses ta’aruf yang akhirnya gagal karena dua jiwa belum bertemu, dan ini juga atas kehendak Allah. Apakah kemudian kita akan memaksakan dua jiwa harus bertemu dengan alasan wilayah dakwah, rasanya terlalu berlebihan, siapa yang bisa menjamin menikah dalam satu wilayah dakwah akan menjamin keberlangsungan dakwah di tempat itu. Dan siapa pula yang mengatakan menikah beda wilayah tidak bisa melanjutkan dakwah. Justru bisa jadi itu adalah pelecut semangat yang semakin berkobar. Bukankah Allah telah berfirman “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al-Hujurat: 13).

Atau karena alasan masih banyak stok akhwat/ikhwan yang belum menikah, sehingga harus didahulukan dulu. Lalu, apakah yang sudah terpaut cinta tidak penting disegerakan? Dan bukankah tidak ada itshar dalam hal ibadah? Bukankah pula menolong dua jiwa yang sudah terpaut cinta lebih maslahat daripada menyatukan jiwa yang belum saling mengenal.

Mari Kita juga belajar dari kisah Qais dan Laila yang menyejarah. Kebanyakan kita hanya melihat dari sisi dua orang ini saja, betapa bodohnya mereka hingga menjadi gila sampai mati dalam keputusasaan, ya itu memang benar mereka terlalu berlebihan, tapi mari kita juga melihat sisi orang tua mereka yang tidak merestui karena alasan kedudukan. Bukankah Allah tidak melihat kedudukan? Tapi Dia melihat ketaqwaan hambanya. Bila orang tua mau bijaksana maka saya kira tidak ada cerita Qais dan Laila majnun.

Begitulah, kadang kita tidak sadar telah menjadi mata rantai dalam melakukan kezaliman pada diri mereka sendiri: bersedih berkepanjangan. Nah kalau sudah begini siapa yang bertanggung jawab?. Coba kita lihat hadist dari Jarir bin Abdullah ra., Rosulullah bersabda “Barangsiapa yang tidak mengasihi sesama manusia, maka Allah tidak akan mengasihinya.” ( HR. Bukhari dan Muslim).

Dan bisa jadi kondisinya lebih parah lagi, jika karena larangan yang tak berdasar itu mereka menjadi kecewa dan akhirnya menempuh jalan yang tidak di ridhai Allah misalnya berzina atau bunuh diri atau menikah dengan orang musrik/kafir, lalu siapa lagi yang bertanggung jawab? bukankah kita yang telah menjadi mata rantainya?

Maka bersikap bijaksana itu perlu, selama cinta itu hadir karena kesuciannya: cinta karena Allah. Karena cinta adalah energi yang tak pernah habis, betapa agungnya jika energi itu disalurkan ke tempat yang benar, insyaAllah ia akan melahirkan kekuatan dakwah yang menyejarah, seperti cinta Fatimah dan Ali.

Tulisan ini sebagai renungan bagi kita, siapapun kita, sahabat, murobbi, ataupun orangtua agar bisa lebih bijak dalam menanggapi hal semacam itu.

Wallahua’lam bish showab…

Selasa, 21 Mei 2013

Bila ada waktu menanti, pastikan Allah membersamai

Bismillaahirrohmaanirrohiiim…

Beberapa waktu lalu saya dicurhati oleh seorang sahabat, dengan linangan air mata ia bertutur “Ukhti…salahkah kita bila cinta bersemi di hati, lalu kita bermaksud mensucikannya dengan jalan menikah?”. Saya katakan “yah tak  ada yang salah, bila cinta itu berlandaskan iman, maksudnya cinta yang bukan karena kekayaannya, ketampanan, atau karena perhatiannya (smsan, telefonan, chatingan hal-hal yang tidak penting) tapi karena agamanya, karena ia mencintai dakwah ini”.

“Demi Allah ukh, kami tak pernah smsan, telefonan, ataupun chatingan, dan bukan pula karena dia tampan, menurutku ia sangat biasa, juga bukan karena kayanya karena aku tak pernah tau seperti apa keadaannya. Aku mengaguminya karena kesalihannya, dan ia sangat mencintai dakwah ini. Tapi kenapa seakan-akan mereka menganggap kami begitu rendah, menggangkap hal itu tak pantas karena menyalahi aturan. Kami tak boleh mengajukan proposal, alasannya mereka sudah punya data masing-masing wilayah untuk dita’arufkan, seakan-akan bila ta’aruf beda wilayah itu adalah terlarang dan itu tak boleh terjadi, bukankah Allah sudah berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al-Hujurat: 13). Lalu apakah mereka tidak membaca firman Allah ini? Air mata itu terus mengalir semakin deras di wajahnya. Ku peluk erat tubuhnya yang terguncang, ku biarkan ia meluapkan semua beban yang menghimpitnya. Entahlah, saya juga tak sanggup menahan genangan air di pelupuk mata, perlahan ia menganak sungai juga. Kami membisu dalam isakan tangis.

Setelah beberapa lama kami larut dalam emosi yang sama. Akhirnya ia mencoba memulai lagi pembicaraan, “ukhti kenapa anti ikut menangis?” Saya menghela nafas sebelum kemudian menjawab “hanya ingin menangis saja ukh, ikut merasakan apa yang anti rasakan”.

Sebenarnya saya merasa tak mampu menasehatinya, saya kelu, buntu namun saya ingin mencoba menjernihkan pikirannya dan membangkitkan harapannya. Saya bacakan ayat Al-Qur’an kepadanya “Dan janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman” (QS. Ali Imron: 139)

Kembali saya menanggapi ceritanya, ukhti agar hati tenang berprasangka baik saja pada Allah, mungkin Allah hendak mengajarkanmu tentang kesabaran, mungkin Allah ingin mengajarkanmu tentang arti menghargai, mungkin saja Allah hendak menguji keseriusan kalian, mungkin Allah memberikan kesempatan pada kalian untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Lebih mendekat kepada-Nya. Kalau memang ia jodohmu pasti Allah akan mempertemukan kalian pada waktu yang tepat nanti. Bersedih dan menangis boleh-boleh saja, karena ia adalah ekpresi jiwa yang sangat manusiawi, yah wajar-wajar saja, namun jangan sampai berlarut-larut apalagi berputus asa, berharap saja kepada Allah, bukankah Dia Maha Megabulkan Harapan.  

Kalau ini saatnya menanti maka cukuplah Allah sebagai penolong, seperti firman Allah “ Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqoroh: 153).

Kata Salim A Fillah sholat dan sabar adalah perpaduan dua mata air yang tak pernah kering dan bekal yang tak pernah habis. Mata air yang memperbaharui tenaga, dan bekal yang meransum hati, sehingga tali kesabaran semakin panjang dan tak mudah putus.

Rosulullah bersabda: “Sungguh mengagumkan keadaan seorang mukmin, seluruh perkaranya adalah baik; Jika ia diberikan kesenangan ia bersyukur, maka itu baik baginya; dan jika ia ditimpa kesusahan ia sabar, maka itu baik baginya. Dan hal demikian hanyalah bagi mukmin.” (HR Muslim).

Sebagai manusia yang begitu lemah, kita diperintahkan untuk terus berdo’a, jangan pernah berhenti berdo’a, karena do’a adalah senjata orang mukmin. Dan tuhanmu berfirman. “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu”. (QS. Al-Mu’min: 60).

Saya juga tersentuh dengan status sahabat dumay beberapa waktu lalu: “Hidup memang bukan semata penungguan. Tapi, ia adalah sebuah rentang yang harus diberi makna. Seorang yang berjalan sambil memetik mawar dan melati, tentu berbeda dengan seseorang yang berjalan tanpa mengambil apapun. Maka, tunggulah saja apa yang seharusnya kau tunggu, tapi jangan berdiam diri tanpa arti” [Status Norma Keisya Avicenna, (12/11)].

Maka dalam rentang penantian itu manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya untuk terus memperbaiki diri, menambah ilmu, berbuat baik untuk orang lain, mendekat sedekat-dekatnya kepada-Nya. Jikalau akhirnya takdir Allah mempertemukan maka sukarialah yang akan diperoleh karena pribadi sudah menjadi lebih baik dan lebih matang.

Wahai seorang kekasih
Telah lama kau dirindui
Hidup sedih dalam kerinduan
Menangispun tak berairmata
Tapi terus tetap bersabar
karena ikatan janji
 (The Zikr)

Wallahu a’lam bish showab…
Baarokallahu fiikum…

Kamis, 16 Mei 2013

NIKMAT DAN INDAHNYA SHALAT TAHAJUD

Di antara ajaran Rasulullah SAW yang paling dianjurkan adalah shalat Tahajud. Sehingga, dalam literatur fikih Islam, shalat Tahajud diberi hukum sunah muakkadah (sangat dianjurkan).

Shalat Tahajud ini dilakukan pada malam hari setelah shalat Isya dan disyaratkan tidur terlebih dahulu. Pelaksanaan Tahajud itu sendiri dikaitkan dengan waktu yang utama, yaitu sepertiga malam terakhir yaitu sekitar jam 02.00-04.00. Bahkan, ada yang menyebut waktu shalat Tahajud adalah di saat ketika kita dapat mendengar suara jarum yang jatuh di atas lantai.

Allah SWT berfirman, ''Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud  (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, semoga Tuhanmu mengangkatmu ke tempat  yang mulia.'' (Al-Israa': 79).

Untuk melaksanakan shalat Tahajud memang merupakan perjuangan yang sangat berat. Apalagi ia dilaksanakan pada waktu manusia sedang enak-enaknya tidur, dalam udara yang dingin, bahkan harus perang melawan nafsu dan setan yang akan selalu membisikkan untuk tidur lelap.

Namun, Allah Maha Mengetahui setiap ibadah hamba-Nya dan Maha Penyayang terhadap usaha taqarrub kepada-Nya, Dia memberikan fadhilah (keutamaan) yang besar kepada siapa saja yang melakukan ibadah sunah ini, yaitu derajat yang mulia, baik di dunia ini maupun di hadapan-Nya nanti, sebagaimana tersirat dalam ayat di atas.

Sebuah hadis qudsi tentang fadhilah Tahajud ini, sebagaimana diriwayatkan Bukhari, Muslim, Malik, Turmudzi, dan Abu Dawud, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Tuhanmu yang Maha Pemberi Berkah dan Maha Mulia, selalu turun ke langit dunia setiap malam, pada paruh waktu seperti tiga malam terakhir, dan Dia berfirman, 'Barang siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, barangsiapa mengajukan permintaan kepada-Ku akan Aku berikan, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku akan Aku ampuni'.''

Mahasuci Allah. Itulah tiga keutamaan shalat Tahajud dan ketiganya pula merupakan harapan setiap hamba. Setiap hamba pasti berharap doanya terkabul, permintaannya diberikan, dan dosa-dosa diampuni. Mustahil bagi seorang hamba berharap bahwa setiap doanya ditolak, permintaannya diabaikan, dan dosa-dosanya terus menumpuk.

Alangkah indahnya jika setiap kita umat Islam bisa bangun malam, lalu shalat Tahajud, dan kemudian dilanjutkan dengan doa.

Doa untuk kebaikan dan kesejahteraan bangsa, meminta rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, serta kehidupan yang baik (hasanah). Kita memohon ampun setiap dosa yang kita sengaja maupun tidak sengaja, dengan segala pengakuan khilaf kepada Rabb yang Maha Pengampun.

Ya Allah, bagi-Mu segala puji, Engkaulah pendiri langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah Raja langit dan bumi, serta segala yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi, serta segala yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkau-lah al-Haq, janji-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga dan neraka-Mu adalah benar, para nabi-Mu adalah benar dan Muhammad SAW adalah benar serta hari kiamat adalah benar. Wallahu a'lam.

Selain keutamaan, ada juga keajaiban sholat tahajud ini. Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah Saw dan para sahabat selalu melaksanakan shalat tahajud. shalat tahajud adalah shalat yang sangat mulia. Keajaiban melaksanakan shalat tahajud telah tercatat dalam Al Qu'ran. Ada beberapa keajaiban shalat tahajud berikut ini.

1. Shalat Tahajud sebagai tiket masuk surga
Abdullah Ibn Muslin berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah Saw saat itu adalah, “Hai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkan lah shalat malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah). 

2. Amal yang menolong di akhirat
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, seraya mengambil apa yang Allah berikan kepada mereka. Sebelumnya mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya (di dunia), mereka adalah orang-orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah).” (QS. Az Zariyat: 15-18)
Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud Insya Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak.

3. Pembersih penyakit hati dan jasmani
Salman Al Farisi berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Dirikanlah shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, (shalat malam dapat) mendekatkan kamu kepada tuhanmu, (shalat malam adalah) sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah berbuat dosa, dan menghindarkan diri dari penyakit yang menyerang tubuh.” (HR. Ahmad)

4. Sarana meraih kemuliaan
Rasulullah Saw bersabda, “Jibril mendatangiku dan berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukanlah apa keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya di muliakan orang lain.” (HR. Al Baihaqi)

5. Jalan mendapatkan rahmat Allah
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun malam, lalu melaksanakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air di wajahnya. Juga, merahmati perempuan yang bangun malam, lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak, ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Daud)

6. Sarana Pengabulan permohonan 
Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa orang-orang yang menunaikan shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah Saw Bersabda, “Dari Jabir berkata, bahwa nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya di malam hari , ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, Itu berlangsung setiap malam.” (HR. Muslim)

7. Penghapus dosa dan kesalahan
Dari Abu Umamah al-Bahili berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Lakukanlah Qiyamul Lail, karena itu kebiasaan orang saleh sebelum kalian, bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.” (HR. At-Tirmidzi)

8. Jalan mendapat tempat yang mulia
Allah berfirman, “Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang mulia”. (QS. Al-Isra’:79)

9. Pelepas ikatan setan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setan akan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan, menyebabkan kamu tidur dengan cukup lama. Apabila seseorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah, maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu maka akan terbukalah ikatan kedua, apabila di shalat akan terbukalah ikatan semuanya. Dia juga akan merasa bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan kekusutan jiwa.”

10. Waktu utama untuk berdoa
Amru Ibn ‘Abasah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah! Malam apakah yang paling di dengar?”, Rasulullah Saw menjawab, “Tengah malam terakhir, maka shalatlah sebanyak yang engkau inginkan, sesungguhnya shalat waktu tersebut adalah maktubah masyudah (waktu yang apabila bermunajat maka Allah menyaksikannya dan apabila berdoa maka didengar doanya)” (HR. Abu Daud)

11. Meraih kesehatan jasmani
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sbelum kalian. Wahana pendekatan diri pada Allah Swt, penghapus dosa, dan pengusir penyakit dari dalam tubuh.” (HR. At-Tarmidzi)

12. Penjaga kesehatan rohani
Allah SWT menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan selalu mempunyai sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat. Allah Berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 63-64)

Mungkin masih banyak lagi keajaiban shalat tahajud yang terlewat dari tulisan ini. Yang pasti shalat tahajud merupakan shalat yang sangat baik sebagai ibadah tambahan bagi kita.

Subhanallah …Shalat tahajud benar-benar dahsyat dalam meraih kebaikan dunia akhirat.
Karena keutamaan dan keajaiban itulah sholat ini tidak mudah dilakukan, maka selain azam yang kuat dari diri kita, juga diperlukan tips agar mudah bangun malam, tips ini mudah-mudahan dapat membantu kita agar mudah sholat malam. Saya menyebutnya dengan 4 T yaitu:
  •  Tinggalkan maksiat


Orang yang terbiasa maksiat sulit untuk diajak benar. Karena dengan efek maksiat itu, ia akan melahirkan maksiat yang berikutnya. Al-Imam Hasan Al-Bashri pernah menegaskan:“Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam” (Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)
  • Tidak makan terlalu kenyang     

Kata Imam Safi'i “Karena yang namanya kenyang berlebihan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, kecerdasan berkurang, lebih banyak tidur dan malas ibadah.” (Siyar A’lamin Nubala, 10: 36)

  •  Tidur sejenak di waktu siang (Qayluulah)
Dari Anas bin Malik rodhiyallahu’anhu, Rosulullah SAW bersabda “Qayluulah-lah kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.”(HR. Abu Nu’aim dalam Ath-Thibb, dikatakan oleh Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1637: isnadnya shahih). Manfaat dari Qayluulah ini membuat tubuh lebih segar untuk melakukan ketaatan kepada Allah SWT dan juga menyelisihkan kebiasaan setan.
  • Tidur diawal waktu dan meniatkan untuk sholat malam
Dari Ibnu Abbas, ia bertutur: Suatu ketika aku pernah bermalam di rumah bibiku Maimunah untuk melihat bagaimana sholatnya Rosulullah, beliau berbincang sejenak bersama istrinya, kemudian tidur”. (HR. Muslim: 763). Disunnahkan segera tidur (tidur di awal malam dan menjauhkan diri dari begadang kecuali dalam hal-hal yang baik) agar bisa bangun untuk shalat malam dengan segar.

Disunnahkan bagi seorang muslim tidur dalam keadaan suci, dan barangsiapa yang bermalam dalam keadaan suci maka malaikat ikut bermalam bersamanya, dan ia tidak bangun kecuali malaikat berkata: Ya Allah, ampunilah hambamu fulan, karena ia bermalam dalam keadaan suci" (HR. Ibnu Hibban). Setelah bersuci, melakukan adab-adab tidur, kemudian jangan lupa berdo'a kepada Allah mohon dibangunkan pada sepertiga malam.

Semoga kita termasuk orang-orang yang menghiasi malam-malamnya dengan bermunajat kepada Allah. Merasakan nikmat dan indahnya berkhalwat kepada Robbul 'alamiin...Betapa rendahnya kita jika sudah merasa banyak berbuat baik hingga sudah merasa cukup dan enggan memohon ampun kepada Allah. Harusnya kita bercermin kepada Rosulullah SAW, beliau adalah manusia mulia yang telah diampuni segala dosanya, namun masih tetap melaksanakan sholat malam sampai bengkak kakinya. Sedangkan kita hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa, lalu apalagi alasan kita untuk bermalas-malasan?.

Semoga Allah memudahkan kita semua untuk melaksanakan sholat malam. aamiin...

Wallahu a'lam bish showab...

Barokallahu fiikum...


Selasa, 07 Mei 2013

Bakerja dengan Cinta

Bismillaahirrohmaanirrohiiim…

Energi cinta sungguh luar biasa. Apapun kondisinya bila bekerja dengan landasan cinta semua akan jadi lebih mudah, semua akan menjadi lebih ringan, dan tidak hanya itu, ia akan melahirkan karya yang fenomenal. Cinta dan kerja adalah sebuah harmonisasi untuk mencapai keridhaan-Nya. Bagaimana kemudian cinta itu membawa kita menyingkap rahasia keajaiban.

Kata Anis Matta, Sejarah adalah catatan keajaiban. Tapi cinta adalah rahasianya. Cinta adalah saat kegilaan jiwa. Begitu cinta merasuki  jiwamu, kamu jadi gila. Begitu kamu gila energimu berlipat-lipat, lalu membulat, mendidih bagai kawah yang siap meledak dan membakar semua yang ada di sekelilingnya. Begitu energimu meledak, keajaiban tercipta. Begitulah naturalnya; keajaiban-keajaiban yang kita temukan dalam sejarah tercipta dalam saat-saat jiwa itu.

Legenda keadilan Umar bin Khattab adalah keajaiban. Tafsirnya adalah cintanya pada Allah dan rakyatnya telah menjadi roh kepemimpinannya. Legenda perang Khalid bin Walid adalah keajaiban. Tafsirnya juga begitu: karena ia lebih mencintai jihad ketimbang tidur bersama seorang gadis cantik di malam pengantin. Hasan Al Banna adalah legenda dakwah yang melahirkan kebangkitan islam modern. Tafsirnya juga begitu: ia lebih mencintai dakwahnya di atas segalanya.

Saat cinta adalah saat gila. Saat gila adalah saat keajaiban. Bumi bergetar saat sejarah mencatat keajaiban itu. Iqbal menyebut saat cinta itu sebagai saat jiwa jadi sadar-jaga.

“Apabila jiwa yang sadar-jaga terlahir dalam raga,maka persinggahan lama ini, ialah dunia, gemetar hingga ke dasar-dasarnya”.

Mari kita belajar pada kisah Hajar yang ditinggal oleh Ibrahim di lembah sunyi tak berpenghuni bersama bayinya Ismail. Namun ia yakin dengan berkata  ”jika ini perintah Allah, Dia takan pernah menyia-nyiakan kami”. Karena tangis putranya kemudian iapun mencari-cari air berlari kesana-kemari antara shafa dan marwah sebanyak tujuh kali. Maka keajaiban itu memancar dijejak-jejak kaki Ismail yang menangis, bukan dari jalan yang dia susuri atau jejak-jejak yang dia torehkan. Kata Salim A Fillah, Begitulah keajaiban datang. Terkadang tak terletak dalam ikhtiar-ikhtiar kita.

Bahwa makna bekerja keras itu adalah menunjukkan kesungguhan kita kepada Allah. Mari bekerja keras seperti Hajar dengan gigih, dengan yakin. Bahwa Dia tak pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. Lalu biarkan keajaiban itu datang dari jalan yang tak kita sangka atas iradahNya Yang Maha Kuasa. Dan biarkan keajaiban itu memenangkan hati ini dari arah manapun Dia kehendaki. Bekerja saja, maka keajaiban akan menyapa dari arah tak terduga.

Kata ustad Tifatul Sembiring dalam mabit bulanan di Masjid Baitul Ikhsan, ada langkah-langkah yang bisa dibuat untuk bekerja dengan cinta, diantaranya:
  • Menzahirkan islam
Apapun profesi kita: menjadi guru, penulis, petani, PNS, pengusaha, pengacara, tentara, bahkan presiden, pun ibu rumah tangga, jangan dikira menjadi ibu rumah tangga akan bahagia bila tidak karena cinta, maka bawalah islam ke dalamnya, bingkailah dengan nilai-nilai islam, isilah dengan ruh-ruh islam, niscaya akan dirasa manisnya iman.
  •  Menjadi Rijal 
Rijal di sini bukan khusus pada laki-laki, tapi manusia (baik laki-laki atau perempuan) yang mampu mengajak atau mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Rijal bukanlah manusia pemalas, suka tidur, senang berdebat, atau hanya mencaci maki keadaan.
  • Mencari ridha Allah SWT
Maka orientasi hidup adalah menuju Mardhotillah, seperti termaktub dalam firman Allah: “Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang baik, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya” (QS. Al Kahf [18]: 2-3)

Maka apapun profesi kita bekerjalah dengan cinta, karena kerja dengan cinta adalah kerja dakwah, dakwah tak hanya menyampaikan ceramah di depan orang banyak, dakwah bisa di mana saja termasuk di lini profesi, ranah pemerintahan dan lainnya. Dakwah dengan cinta, cinta kepada Allah dan Rosulnya, niscaya kamu tak akan disia-siakan. Seperti firman Allah:

“Bekerjalah kalian, maka Allah dan RosulNya serta orang-orang mukmin akan melihat amal-amal kalian itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS.  At Taubah [9]: 105)

Di sini, dalam kerja dengan cinta ada mahfuzhat masyhur  “Bekerjalah untuk duniamu, seakan engkau akan hidup abadi. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan engkau akan mati esok hari”. Bekerjalah dan beramallah, karena kita tidak pernah tahu sampai kapan waktu akan berakhir.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, (Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)

Dalam kerja dengan cinta, kita mengambil  cinta dari langit, lalu menebarkannya di bumi. Sungguh, surga disediakan bagi orang-orang yang mencintai Allah dan Rosulnya serta mengerjakan amal kebajikan.

Disadur dari berbagai sumber dan disarikan dari Mabit bulanan masjid Baitul Ikhsan, Jakarta Pusat
Sabtu-Ahad, 27-28 April 2013

Barokallahu fii kum...