Bismillaahirrohmaanirrohiiim…
Energi cinta sungguh luar biasa. Apapun kondisinya bila bekerja
dengan landasan cinta semua akan jadi lebih mudah, semua akan menjadi lebih
ringan, dan tidak hanya itu, ia akan melahirkan karya yang fenomenal. Cinta dan
kerja adalah sebuah harmonisasi untuk mencapai keridhaan-Nya. Bagaimana
kemudian cinta itu membawa kita menyingkap rahasia keajaiban.
Kata Anis Matta, Sejarah adalah catatan keajaiban. Tapi
cinta adalah rahasianya. Cinta adalah saat kegilaan jiwa. Begitu cinta
merasuki jiwamu, kamu jadi gila. Begitu
kamu gila energimu berlipat-lipat, lalu membulat, mendidih bagai kawah yang
siap meledak dan membakar semua yang ada di sekelilingnya. Begitu energimu
meledak, keajaiban tercipta. Begitulah naturalnya; keajaiban-keajaiban yang
kita temukan dalam sejarah tercipta dalam saat-saat jiwa itu.
Legenda keadilan Umar bin Khattab adalah keajaiban.
Tafsirnya adalah cintanya pada Allah dan rakyatnya telah menjadi roh kepemimpinannya.
Legenda perang Khalid bin Walid adalah keajaiban. Tafsirnya juga begitu: karena
ia lebih mencintai jihad ketimbang tidur bersama seorang gadis cantik di malam
pengantin. Hasan Al Banna adalah legenda dakwah yang melahirkan kebangkitan
islam modern. Tafsirnya juga begitu: ia lebih mencintai dakwahnya di atas
segalanya.
Saat cinta adalah saat gila. Saat gila adalah saat
keajaiban. Bumi bergetar saat sejarah mencatat keajaiban itu. Iqbal menyebut
saat cinta itu sebagai saat jiwa jadi sadar-jaga.
“Apabila jiwa yang sadar-jaga terlahir dalam raga,maka
persinggahan lama ini, ialah dunia, gemetar hingga ke dasar-dasarnya”.
Mari kita belajar pada kisah Hajar yang ditinggal oleh
Ibrahim di lembah sunyi tak berpenghuni bersama bayinya Ismail. Namun ia yakin
dengan berkata ”jika ini perintah Allah,
Dia takan pernah menyia-nyiakan kami”. Karena tangis putranya kemudian iapun
mencari-cari air berlari kesana-kemari antara shafa dan marwah sebanyak tujuh
kali. Maka keajaiban itu memancar dijejak-jejak kaki Ismail yang menangis,
bukan dari jalan yang dia susuri atau jejak-jejak yang dia torehkan. Kata Salim
A Fillah, Begitulah keajaiban datang. Terkadang tak terletak dalam
ikhtiar-ikhtiar kita.
Bahwa makna bekerja keras itu adalah menunjukkan kesungguhan
kita kepada Allah. Mari bekerja keras seperti Hajar dengan gigih, dengan yakin.
Bahwa Dia tak pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. Lalu biarkan keajaiban
itu datang dari jalan yang tak kita sangka atas iradahNya Yang Maha Kuasa. Dan
biarkan keajaiban itu memenangkan hati ini dari arah manapun Dia kehendaki.
Bekerja saja, maka keajaiban akan menyapa dari arah tak terduga.
Kata ustad Tifatul Sembiring dalam mabit bulanan di Masjid
Baitul Ikhsan, ada langkah-langkah yang bisa dibuat untuk bekerja dengan cinta,
diantaranya:
- Menzahirkan islam
- Menjadi Rijal
- Mencari ridha Allah SWT
Maka apapun profesi kita bekerjalah dengan cinta, karena kerja
dengan cinta adalah kerja dakwah, dakwah tak hanya menyampaikan ceramah di
depan orang banyak, dakwah bisa di mana saja termasuk di lini profesi, ranah
pemerintahan dan lainnya. Dakwah dengan cinta, cinta kepada Allah dan Rosulnya,
niscaya kamu tak akan disia-siakan. Seperti firman Allah:
“Bekerjalah
kalian, maka Allah dan RosulNya serta orang-orang mukmin akan melihat amal-amal
kalian itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang
ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan” (QS. At Taubah [9]: 105)
Di sini, dalam kerja dengan cinta ada mahfuzhat masyhur “Bekerjalah untuk duniamu, seakan engkau akan
hidup abadi. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan engkau akan mati esok hari”.
Bekerjalah dan beramallah, karena kita tidak pernah tahu sampai kapan waktu
akan berakhir.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, (Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)
Dalam kerja dengan cinta, kita mengambil cinta dari langit, lalu menebarkannya di
bumi. Sungguh, surga disediakan bagi orang-orang yang mencintai Allah dan
Rosulnya serta mengerjakan amal kebajikan.
Disadur dari berbagai sumber dan disarikan dari Mabit
bulanan masjid Baitul Ikhsan, Jakarta Pusat
Sabtu-Ahad, 27-28 April 2013
Barokallahu fii kum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
syukron...telah berkunjung ke blog ana...
semoga bermanfaat ya ^_^