Cari Blog Ini

Rabu, 23 Desember 2015

Journey In Malaysia

Bismillaahirrohmaanirrohiim... 


Entahlah tak tergambarkan rasa syukur dan haru bisa menginjakkan kaki di negeri jiran. Sudah lama merencanakan ke sini, baru terlaksana sekarang. Bersyukur akhirnya terpakai juga pasport yang sudah dibikin 2 tahun lalu ^_^. 

Next trip umroh, masjid biru, negeri sakura, benua biru deelel bersamamu yang telah menjadi kekasih halalku nanti insya Allah . Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, kita hanya perlu yakin, berdo'a dan berikhtiar selebihnya bertawakkal kepada Allah.





Satu hal yang tak boleh lupa bahwa perjalanan adalah sarana belajar, silaturrahim, meningkatkan iman dan taqwa dan menyadari betapa luasnya bumi Allah, beragam ras dan bahasa umat manusia semua itu merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.

Tiba pertama di Kuala Lumpur, disambut kilauan lampu-lampu nan cantik

Perjalanan kami kali ini mewakili Youth Islamic Centre Bekasi dalam acara Asean Mosque Festival yang bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, menjalin persaudaraan, dan meningkatkan pemahaman akan pentingnya memakmurkan masjid. Maka temanya adalah Knowledge-Ukhuwah-Understanding.

Memakmurkan masjid di sini bukan sekedar sholat berjamaah tepat waktu setelah itu selesai. Namun lebih dari itu masjid harusnya dijadikan pusat peradaban. Seperti zaman Rosulullah SAW dulu menjadikan masjid sebagai pusat budaya dan ilmu pengetahuan, serta tempat bermusyawarah.


Saya ingin meresume beberapa point yang disampaikan oleh dewan Masjid ASEAN bapak Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie yang berasal dari Indonesia yang aslinya dari Palembang. Beliau mengatakan setidaknya ada 5 tingkatan peradaban islam:

1. Masjid
2. Istana
3. Pasar
4. Kampus
5. Keluarga/Komunitas

Perkembangan peradaban islam yang utama ialah di mulai dari masjid. Dimana masjid yang harus mempengaruhi istana, karena istana tempatnya pemerintahan. Masjid harus mempengaruhi pasar, karena pasar merupakan tempat berkumpul berbagai macam karakter manusia. Masjid harus mempengaruhi kampus, karena dari sanalah akan lahir ilmuwan-ilmuwan dan pemimpin-pemimpin masa depan. Dan yang tak kalah penting masjid harus mempengaruhi keluarga/komunitas muslim, karena dari keluargalah akan terbentuk masyarakat muslim yang kaffah.

Beliau menegaskan bahwa bangsa-bangsa arab, bangsa persia, dan bangsa turki telah mengukir sejarah dalam membangun peradaban dan perkembangan islam. Kini saatnya kita bangsa Melayu dalam satu wadah ASEAN memberikan kontribusi untuk peradaban islam. Dan semua bisa dimulai dari masjid.

Bapak Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie

Dalam acara ini dihadirkan pula tokoh-tokoh yang menginspirasi seperti (lupa saya namanya ^_^)    seorang muallaf yang masuk islam setelah terbang ke bulan. Ia mengatakan bahwa ia takjub ketika sampai di bulan yang didengar hanya suara azan dan menyaksikan matahari terbit sebanyak 80 kali perhari. Dari sanalah kemudian ia memeluk islam.




Ada pula seorang tokoh islam yang berkebangsaan Melayu Mukus, sebuah suku yang hampir punah di kepulauan Malaysia: Ustad Alep Mydie. Beliau menceritakan kisah perjuangannya di negeri minoritas muslim di Australia. Beliau membangun masjid dengan jerih payah sendiri, berjuang sekuat tenaga hingga kini masjid itu terkenal menjadi pusat peradaban Islam di Australia yang telah memiliki lembaga pendidikan. 

Inilah sepotong petikan pidatonya "alhamdulillah saye sangat bersyukur bisa bejumpe dengan tuan-tuan dan puan-puan di sini, rasenye rindu sangat berkumpul besame orang-orang melayu dan bise berbahse melayu lagi. Saye hanyalah seorang penjual kopi, namun saye punye semangat untuk memajukan islam".

Beliau sangat merendah, padahal beliau punya perusahaan kopi yang terbaik di Australia. Dulu perjuangan beliau merintis perusahaannya memang diawali dengan menjual kopi. Berkat ketekunan akhirnya menjadi sebuah perusahaan besar.

Ustad Alep Mydie
Dalam acara AMF ini kebanyakan yang datang adalah para sesepuh, jarang para pemudanya :'( entahlah apakah para pemudanya yang kurang aktif atau mengalah demi orang tua, tak tau lah... Semoga masih ada pemuda-pemuda yang cinta dengan masjid, karena masa depan islam ada di tangan pemuda. Ayo semangat pemuda!


Senja pertama di Malaysia
Masjid Putra nan Megah, perpaduan arsitek yang kokoh dan seni yang indah

Trip sehari sebelum acara
 
Pengalaman pertama naik monorel (orang sini menyebutnya tren), lebih cepat dari kereta biasa ^_^


Kesini hanya karena ingin melihat guanya yang unik. Sayang sekali tempat sebagus ini disekitarnya dijadikan kuil orang hindu. Ada patung raksasa, kurang suka foto dengan patung :'(. Kalo sama ayah pasti ngak mau diajak ke sini, ke borobudur aja ngak mau :)

Batu Caves
view twin towers from batu caves
Rombongan, jarang-jarang bisa foto lengkap (yang berdekatan kakak-adik kandung)

 



berlelah-lelah dahulu untuk sampai puncak ^_^
Perjalanan dari batu caves ke menara kembar, serasa kereta milik sendiri, sepi ^_^ 





            Tibalah di menara kembar, iconnya kota Kuala lumpur




Bersama delegasi Malaysia
                            Bersama delegasi dari Maldives
Bersama delegasi dari Aceh
Bersama delegasi dari Thailand
dapat kartu nama dari miss Rena delegasi Thailand, ngak ngerti bacanya selain nama dan nomor telpon saja ^_^

  
                       suasana stadium general AMF 2015
                                    Pagi-pagi masih sepi ^_^
Bersama panitia pembimbing pak cik Sahrul
              Bersama Dr M. Nawar Arifin (Ketua Masjid ASEAN)
Beliau adalah seorang yang luar biasa menginspirasi. Seorang Doktor dan dokter spesialis orthophedi. Usianya hampir 40 tahun tapi masih terlihat awet muda. Beliau bukanlah anak orang kaya, orang tuanya adalah seorang petani kecil. Namun karena semangat dan perjuangannya yang tiada henti akhirnya menjadi dokter spesialis. Disela-sela kesibukannya yang sangat padat sebagai seorang dokter, masih sempat menjadi ketua Masjid ASEAN. Jiwa diplomasinya juga luar biasa. Itu terlihat dalam acara AMF ini panitia yang terlibat tidak hanya orang muslim namun ada juga non muslim, ini bertujuan agar islam itu tidak terkesan eksklusif, katanya.

narsisan abis gala dinner di PICC
Sate kajang, unik, rasa dagingnya agak manis
Nasi biru, unik juga, rasanya gurih-gurih sepet
Hanya dapat kiriman foto menara kembar di waktu malam, ngak sempet lagi ikutan gala dinner di puncak menara, karena sudah keburu pulang :'(. Sebenarnya bukan makanan yang disayangkan tapi momentnya :'(. Semoga diberi kesempata lagi ke sini.
Narziz terakhir kali baru ingat bendera, parah yaa  ^_^


 Sampai jumpa lagi Malaysia  di moment-moment berikutnya insya Allah.