Cari Blog Ini

Sabtu, 28 Februari 2015

Amazing Journey Part 2

Bissmillaahirrohmaanirrohiiim... 


"Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?" ((QS: Al-Hajj: 46)

Sungguh, saya sangat menyukai perjalanan, sejak kecil bila diajak bepergian oleh ayah atau ibu saya sangat antusias. Pernah saya diajak oleh ayah pergi ke Padang Panjang menjenguk kakak yang mondok di sana, saya sangat senang bisa melihat jam gadang, lembah ngarai, lubang jepang, batu menangis sampai danau singkarak, waktu itu saya masih kelas satu SD, sangat bahagia walau harus berpisah dari ibu beberapa hari, melihat keindahan alam, melihat peninggalan-peninggalan bersejarah sambil diceritakan oleh ayah mengenai latar belakang tempat-tempat tersebut. Ada pengalaman yang tak terlupakan ketika perjalanan pulang, waktu bis berhenti ayah menyuruhku untuk tetap duduk di kursi penumpang, sementara ayah ke kamar mandi sampai bis mau jalan ayah belum kembali, saya bingung takut ayah tertinggal, akhirnya saya menangis, bang kondektur lalu bertanya mana orang tuanya, sontak saja saya jawab sambil menangis "ayahku jangan ditinggal dia masih di kamar mandi", bang kondektur baru nyadar ternyata penumpangnya masih ada yang belum naik. Tapi pengalaman mencemaskan itu tidak membuatku trauma, tetap saja masih suka kalau diajak bepergian. 

Sampai sekarang perjalanan itu menjadi sebuah kesenangan yang telah mendarah daging. Dan saya semakin menyukainya setelah tau Allah memerintahkan kepada manusia untuk melakukan sebuah perjalanan. Ada banyak firman Allah tentang perintah berjalan ini, dua diantaranya yang saya kutip di atas. Berjalan sambil mengambil pelajaran darinya, ada banyak sekali pelajaran yang bisa didapat dalam sebuah perjalanan mulai dari kultural penduduk setempat, keindahan alamnya, potensi lokalnya hingga SDMnya.

Sebuah perjalanan bisa dikatakan kita mendapat pelajaran darinya bila perjalanan tersebut menjadikan kita pribadi yang lebih banyak bersyukur, lebih mengenal sang Maha Pencipta serta menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Bila beberapa hal tersebut belum masuk ke dalam hati kita, mungkin kita belum mengambil pelajaran darinya, maka kita perlu untuk terus berupaya untuk mengambilnya agar kita tidak termasuk orang yang sia-sia saja perjalanannya. Nauzubillah...

Berjalanlah sambil berbagi, apa saja, bisa ilmu, pengalaman atau bahkan materi. Berjalanlah mumpung masih muda, mumpung masih diberi kesempatan, mumpung masih diberi waktu. Dan berjalanlah sambil memetik mawar dan melati, agar suatu hari nanti ia menjadi taman persinggahan yang paling indah untukmu dan orang-orang yang kau cintai karena Allah.





bersama anak-anak lereng Merapi belajar sholat


Bersama anak-anak lereng Merapi, belajar baca Qur'an
Dalam ketenganmu kau begitu mempesona
Ini adalah view gunung merapi dari lereng Merbabu, di desa Nagrong, untuk mencapai ke sini memerlukan waktu sekitar 2 jam dari kota Yogyakarta dengan menggunakan motor atau mobil, namun hanya mobil kecil yang bisa ke sana karena jalannya yang kecil. Di sini penduduknya rata-rata petani sayur dan palawija sesuai dengan topografinya di daerah pegunungan yang subur, namun sayang tingkat pendidikan di sini masih sangat rendah, anak-anak yang melanjutkan sekolah sampai ke tingkat SMP atau SMA bisa dihitung dengan jari, apalagi sampai perguruan tinggi, baru ada satu pemuda yang sekarang masih kuliah di Yogyakarta dari jalur beasiswa penghafal Qur'an. Alhamdulillah desa ini merupakan desa binaan Rumah Qur'an AQL ustad Bachtiar Nasir, walaupun belum banyak yang melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi mereka rata-rata hafal 5-6 juz Al qur'an.

Daerah ini juga merupakan pusat penyebaran kristenisasi terpesat di Jawa Tengah sudah beberapa gereja berdiri di sana. Satu hal lagi yang mengejutkan, dibalik alamnya yang indah dan menyejukkan pandangan mata, banyak diantara penduduk sana bahkan sebagian besar rumahnya bercampur dengan kandang sapi, yah...kandang sapinya menyatu dengan rumah-rumah mereka bersama dapur ataupun tempat tidur sehingga tidak bisa dikatakan rumah yang sehat dan bersih. Keadaan ini bukan karena mereka tidak memiliki rumah yang layak, rumah-rumah di sana sebagian besar sudah permanen, mungkin masih kurangnya pengetahuan mereka tentang lingkungan bersih dan sehat. Mari berbuat apa yang bisa kita lakukan di sana, apalagi yang dekat daerah sana mari berkontribusi.

dalam perjalanan pulang sengaja berhenti untuk dokumentasi keindahan alam Merbabu dan Merapi ^_^




Bersama kalian aku bahagia, meski harus mendaki, meski harus menurun, meski dalam lelah bertambah-tambah. Perjalanan singkat yang kita lalui bersama menyisakan kenangan yang akan ku kenang sepanjang hayat, kita merajut ukhuwah, mengukir kenangan, semoga tak lekang oleh waktu. Meski kebersamaan kita belum bisa berlanjut untuk merintis desa binaan di sana, do'aku akan selalu mengalir untuk kalian semoga dimudahkan semuanya, diberikan pahala terbaik atas semua pengorbanannya...

aku menemukan senja di sini, indah sekali, sangat indah, namun sedikit tertutup awan hitam


Beberapa hari kemudian, perjalanan berlanjut ke Pantai Wonosari, ada banyak pantai indah di sini, mari kita intip...

Foto di ambil sebelum musim hujan, tampak biru bersih
                                            Foto saat musim hujan, tampak keruh namun tetap indah





kamu lihat foto diatas? pantai dengan air keruh dan air biru, tampak sangat kontras. Inilah air tawar dengan air asin, tidak bercampur, seolah-olah ada dinding pembatas. Saya menyaksikan langsung fenomena ini seperti dalam firman-Nya "

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing." (QS. Ar-Rahman: 19-20)

 “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

 “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu.” (QS Fushshilat : 53)

Menurut penduduk setempat di pantai baron memanjang sampai ke pantai kukup ada sungai di bawah laut, sehingga pada saat musim hujan sungai akan menjadi keruh sehingga keruhlah air pantainya.









Pantai Indrayanti
Berjalan sambil menikmati keindahan ciptaan-Nya, dan belajar memahami makna yang tersirat.
Perjalanan ke sini memakan waktu 3 jam dari kota Yogyakarta menggunakan sepeda motor, melewati jalanan perbukitan yang berkelok-kelok dikelilingi jurang dan tebing curam, rasa lelah dalam perjalanan terbayar lunas setelah menginjakan kaki di pasir putihnya. Begitupun dalam hidup, untuk mencapai keindahan seringkali kita harus melalui jalanan yang tak mudah dan tak mulus, kita harus berjuang sekuat kemampuan untuk mencapainya dan pada akhirnya kita akan menemukan keindahannya, begitulah sunatullahnya.
 
barokallah fiikum...