Cari Blog Ini

Senin, 10 Juni 2013

Apa yang dipersiapkan menyambut Ramadhan?


Hari ini memasuki 1 sya’ban 1434 H, yaitu H-29 ramadhan, apa yang telah dipersiapkan menyambutnya? semoga kita semua telah mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya. Jikapun masih bingung atau masih ada yang kurang, semoga tulisan ini bisa menjadi pencerahan. Bagi muslim yang ideal, menyambut Ramadhan adalah sebuah kenikmatan tersendiri, namun ia menyambutnya dengan proporsional. Dalam suka cita, ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya sehingga bisa beramal di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Ada empat persiapan yang kita
perlukan dalam menyambut bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1434 H ini:

Pertama, persiapan ruhiyah
Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas.

Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya:
Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9)

Maka dalam waktu satu bulan ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri, muhasabah, apakah penyakit-penyakit aqidah masih bersarang dalam diri kita. Sungguh sangat rugi, jika kita susah payah beramal, namun masih ada kesyirikan yang bersemayam dalam diri kita. Tak peduli sebesar apapun amal kita, jika kita syirik, menyekutukan Allah, maka amal-amal kita tidak akan diterima.

Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al Zumar: 65)

Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh tamu mulia itu. Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT.
Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq 'Alaih)

persiapan kedua dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan fikriyah.

Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, i'tikaf, zakat, dan sebagainya. Untuk itu kita bisa mengkaji Fiqih Sunnah-nya Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa-nya Dr. Yusuf Qardahawi, dan lain-lain. Inilah rahasia mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal). Tanpa ilmu bagaimana kita bisa beramal selama bulan Ramadhan dengan benar?

Pemahaman ilmu syar'i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama (Muttafaq 'Alaih).

Persiapan ketiga dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan jasadiyah.

Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.

Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan, atau berbekam misalnya agar tubuh lebih kuat. Di sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim).

Persiapan keempat dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan maaliyah, persiapan harta.

Persiapan maaliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakatnya. Bahkan, jika kita mampu berumrah di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa; seperti nilai haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Waktu terus berputar, jangan sia-siakan waktu yang masih tersisa, maka sambutlah ramadhan ini dengan sebaik-baiknya agar kita mampu meraihnya dengan gelar “Muttaqin”. Salah satu tuntunan Allah SWT adalah mensegarakan amal kebaikan dalam upaya mendapatkan ampunan. Sebagaimana firman-Nya:

Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi; disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali Imran : 133)

Maka demikian pula kita mensegerakan diri dalam menyambut Ramadhan dengan persiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan maaliyah kita. Semoga dengan upaya kita mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadhan 1434 H ini, Allah SWT berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan, lalu memberikan taufiq kepada kita untuk mendapatkan keberkahan Ramadhan itu. Selama sebulan penuh kita beramal di bulan suci lagi mulia itu, disertai dengan rahmat dan ampunan Allah SWT, hingga menjadikan kita diridhai-Nya lalu dianugerahi surga. Aamiin…

Disadur dari berbagai sumber.

Wallahua’lam bish showab…


Jumat, 07 Juni 2013

MELUKIS RINDU




Bismillaahirrohmaanirrohiiim...

Di balik bukit-bukit nan tinggi bunga-bunga bermekaran menghiasi taman cinta yang terhampar indah bak taman surga. Kau ingin sekali bisa mencapainya, meski kau tak tau apa yang akan kau hadapi nanti. Itulah rindu, kau berusaha sekuat kemampuanmu untuk bisa bersamanya. Namun jalan menuju kesana tidaklah mulus dan indah bertaburan bunga. Banyak jurang menganga yang siap menggelincirkan kala lengah, bertaburan duri dan kerikil tajam yang siap merentaskan kaki, angin kencang yang sewaktu-waktu datang memnghampiri dan debu-debu jalanan yang mengotori wajah. Kau lelah, kau kepayahan. Namun kau tetap ingin menggapainya, kau berlari bahkan kadang tertatih. Sepanjang perjalanan tak jarang gerimis membasahi sudut hatimu.

Kadang kau diam sesaat untuk memulihkan tenaga agar bisa melanjutkan perjalanan. Semua kau lalui dengan kesabaran dan kepasrahan. Kau ingin sekali diberi kesempatan bertemu dengannya, merajut cinta bersamanya untuk menggapai cinta tertinggi kepada Robbmu. Kau yakin sebentar lagi kau akan dipertemukan dengannya, kau terus berdo’a, dan tentu saja kau tak lupa mempersiapkan segala yang terbaik untuk bertemu dengannya, agar kelak kau tak kehabisan tenaga atau melemah saat bertemu dengannya. Agar kelak kau dapat berbuat kebaikan lebih dahsyat dari yang pernah kau lakukan.

Dalam kegersangan hati, rindumu semakin membara, menyala-nyala bak kobaran api yang membumi hanguskan kesombongan dan keangkuhan. Memancarkan cahaya yang menerangi taman hatimu. Bersinar kemilau disetiap relung jiwamu. Kau tersungkur dalam dekapan kerinduan yang semakin mendalam...

Ahlan wa sahlan yang kurindu: Marhaban ya ramadhan…

Semoga aku bisa membersamaimu dalam ketaatan dan menghapus kelelahan dan kepayahan yang terukir dalam perjalananku…

Ya Robb izinkan aku mencintai-Mu dalam setiap hembusan nafasku
Ya Robb izinkan aku merajut cinta bersama ramadhan-Mu
Ya Robb peluklah erat diriku dalam naungan cinta-Mu
Ya Robb tetapkanlah hatiku dalam ketaatan kepada-Mu…

aamiin Allahumma aamiin...