Cari Blog Ini

Senin, 31 Maret 2014

Rindu

Rindu itu adalah anugerah dari Allah
Insan yang berhati nurani punyai rasa rindu…
Rindu pada kedamaian…
Rindu pada ketenangan…
Rindukan kesejahteraan…
Dan juga kebahagiaan…
Orang-orang yang bertaqwa rindu akan kebenaran
Kejujuran dan keikhlasan keredhaan Tuhannya...
Orang mukmin merindukan anak-anak yang soleh
Suami yang soleh keluarga bahagia
Para pencinta kebenaran rindukan suasana
Masyarakat yang terjalin aman dan sejahtera
Merindukan tertegaknya kalimah Allah di muka bumi
Dan dalam merindukannya keampunan Tuhannya…
Dan seluruh umat itu merindukan cahaya
Yang menyinari kehidupan rindu pada Tuhan…

by: Hijjaz

Kamis, 20 Maret 2014

Untukmu Yang Akan Menikah

Bismillah...

Siapa yang tidak ingin menikah? seshalih apapun bila ada niatan tidak ingin menikah, mungkin dia tidak mencintai Rosulullah, mungkin ia bukan umat Rosulullah SAW karena beliau telah bersabda:

Dan dari Anasbahwasanya ada sebagian shahabat Nabi SAW yang berkata, “Aku tidak akan kawin”. Sebagian lagi berkata, “Aku akan shalat terus menerus dan tidak akan tidur”. Dan sebagian lagi berkata, “Aku akan berpuasa terus menerus”. Kemudian hal itu sampai kepada Nabi SAW, maka beliau bersabda, “Bagaimanakah keadaan kaum itumereka mengatakan demikian dan demikian ?.Padahal aku berpuasa dan berbukashalat dan tidurdan akupun mengawini wanitaMaka barangsiapa yang tidak meyukai sunnahkubukanlah dari golonganku. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]    
     
Namun ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar pernikahan yang hakikatnya suci mendapat barokah dari Allah SWT. Persiapan ilmu sudah barang tentu karena hal ini adalah ibadah sekali seumur hidup, namun tidak mesti harus cukup dan sempurna ilmunya karena belajar adalah sepanjang hayat jadi kalau menunggu sempurna ilmunya mungkin kita tidak akan pernah mencapainya.

Tapi disini saya tidak akan membahas tentang persiapan ilmu, fisik, psikologis deelel, itu adalah persiapan jangka panjang, dan mungkin sebagian besar kita sudah tau apa yang harus dipersiapkan. Saya hanya ingin membahas fenomena yang sering sekali terjadi di tengah-tengah kita yang notabennya faham agama. Banyak diantara kita yang masih tawar menawar dalam hal ini. Di tengah-tengah pesatnya ilmu dan informasi, kita justru terperangkap dalam belengu yang bernama "ketakberdayaan". Yah, kita seringkali mengatakan tak berdaya ketika dihadapkan pada situsi yang tidak berpihak pada kita. Maka kita perlu mempersiapkan diri dalam keteguhan memegang prinsip, istiqomah dalam ketaatan.

Hal-hal di bawah ini agar menjadi renungan dan pelajaran bagi kita semua karena seringkali terjadi saat dua anak manusia bertemu dalam satu akad bernama pernikahan:

1. Pakaian tidak sesuai syari'at
Saat hari pengantin berlangsung apa yang kebanyakan dipakai oleh pengantin wanita? yah, baju pengantin yang cantik, namun sayang balutan baju yang anggun itu tidak didasarkan pada syariat yang sebenarnya sudah kita ketahui. Masih ada yang transparan, sempit, bahkan sampai jilbab yang sehari-harinya terurai anggun, namun pada hari itu mencekik leher, kepala seperti punuk unta. Sepertinya kita perlu mencermati lagi hadist Nabi ini:

 "wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim).

"Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya." (Riwayat Bukhari dan Muslim).

2. Dandanan berlebihan
Selain pakaian kita juga sering melihat dandanan norak yang menghiasi wajah, sehingga sudah masuk dalam tabarruj, padahal berhias itu hanya untuk suamimu.

Diriwayatkan pula pada hari pernikahan Aisyah dengan Rasulullah dari Asma’ binti Yazid yang berkata “Aku menghias Aisyah untuk Rasulullah SAW, lalu aku datang padanya. Kemudian aku memanggil Rasul supaya datang menghampiri Aisyah…”(HR. Ahmad)

3. Mencukur Alis
Hal kecil ini dianggap  remeh, banyak diantara kita berdalih "cuma untuk merapikan kok" semoga hadits ini bisa mencerahkan:

Allah melaknat orang yang mentato dan yang minta ditato. Allah pula melaknat orang yang mencabut rambut wajah dan yang meminta dicabut.” (HR. Muslim no. 2125)

"Semoga Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dirinya atau meminta ditatokan, yang mencukur bulu alisnya atau meminta dicukurkan, yang mengikir giginya supaya kelihatan indah dan mengubah ciptaan Allah" (HR.Al- Bukhari dan Muslim)


4. Menjamak Sholat
Hal lain yang sering dijumpai dalam peristiwa sakral pernikahan masa kini adalah jamak sholat, banyak kita jumpai pengantin menjamak sholatnya karena alasan yang dibuat-buat: sayang riasannya, tanggung waktunya, dll. Padahal, setahu saya jamak sholat hanya berlaku untuk musafir yang menempuh perjalanan mencapai 89 km, karena sakit, karena hujan yang sangat lebat, atau berhaji ketika di Muzdalifah. Saya belum menemukan dibolehkannya sholat jamak ketika hari pengantin.

Beberapa hal tersebut adalah dari sekian banyak keanehan yang sering ditemui. Akankah keyakinan yang telah kita jaga selama bertahun-tahun, dipertaruhkan hanya dalam satu hari?. Kebanyakan kita berdalih tak berdaya karena keinginan orang tua, atau keinginan tukang rias, benarkah?. Saudariku, kita yang paling tau jawabannya, kita yang paling tau apa yang tersembunyi di dalam hati, dan jangan lupa ada yang Maha Tau tentang kita, tentang semua mahluknya: Allah SWT. Maka tak layak bagi kita mencari-cari alasan padahal sebenarnya karena ingin terlihat cantik. Tidak ada yang menjamin kebahagiaan dengan cantiknya fisik, yang terpenting adalah cantiknya hati dan indahnya akhlak.

Kalaulah masalahnya pada orang tua, atau pada tukang rias, rasanya kita bisa menyelesaikannya dengan melakukan komunikasi lebih awal, jauh-jauh hari sebelum hari H. Jelaskanlah dengan santun dan bijak apa yang menjadi prinsip dan keinginan kita, Insya Allah mereka akan memahami. Namun bila masalahnya ada pada hati kita, inilah yang paling sulit diatasi, akan selalu ada alasan-alasan untuk membenarkan. Maka harusnya, kita jangan pernah berhenti untuk menata hati agar tidak tergolong seperti Firman Allah berikut:

 “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.”(QS, An Nahl:92)

Yah, kita sudah membangun keyakinan selama bertahun-tahun, namun akhirnya kita sendiri yang menghancurkan hanya dalam satu hari. Sungguh sangat merugilah kita. Apa yang kita harapkan dari sebuah bagunan yang hancur?mungkin hanya puing-puing kerapuhan yang tersisa. Apa yang kita harapkan dari peristiwa sakral yang kita lakukan? Barokah?masihkah kita berharap barokah bila kita masih terus bermaksiat kepada Allah, sungguh naif diri kita ini. Semoga Allah selalu menjaga kita.


semoga yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu istiqomah dalam ketaatan, teguh dalam memegang prinsip...mendapat barokah dari Allah SWT aamiin...

Barokallah fiikum...

wallhua'lam bishowab...