Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Januari 2015

Berjalan dan Terus Berjalan


Berjalan mendaki gunung, menuruni lembah, menyusuri pantai dan melewati kota-kota peradaban, namun tak jua kau menemukannya di sana. Apakah kau lelah? bahkan hanya sekedar menjawabnya saja kau tak tau, biarlah hanya Allah yang tau. Kau hanya ingin berjalan sambil memetik mawar dan melati agar kau tidak merasa berjalan terlalu lama sambil menunggu, agar dalam perjalanan dan penantianmu semerbak harum hingga kau tak lagi merasa lelah, agar suatu hari nanti bila kau telah menemukan persinggahan, mawar dan melati yang kau petik kau tanam kembali hingga menjadi taman persinggahan yang paling indah dan nyaman bagi orang-orang yang kau cintai...



Apakah kau kecewa? buat apa kau kecewa? bukankah ini sudah digariskan oleh-Nya? Yakinlah selalu ada jalan disetiap kesulitan, yakinlah langit tidak selalu mendung, akan ada tetesan hujan yang menyejukkan hamparan bumi-Nya, yakinlah matahari tidak selamanya bersinar terik, akan segera datang senja yang membuat hatimu berdecak kagum, yakinlah tidak selamanya kau bersama malam yang sunyi, bukankah semakin pekatnya malam itu pertanda fajar akan segera menyingsing? dan itu pertanda mentari akan segera terbit yang membuatmu tersenyum bahwa kehidupan baru akan segera dimulai. Karena setiap keadaan pasti berubah, dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan bersabar...





Yakinlah kau akan baik-baik saja bersama Robbmu, yakinlah ia juga akan baik-baik saja bersama Tuhanmu. Biarlah, biar ia terbang bersama mimpinya, biarlah, biar ia menyendiri dalam dekapan Tuhanmu, seperti kau juga menyendiri dalam pelukan Robbmu, biarlah, biarlah Allah yang mengaturnya. Saat ini kau hanya bisa berdo'a untuknya dari kejauhan, dalam kesunyian, dalam pekatnya malam, dalam rinay hujan, semoga Allah selalu menunjukinya ke jalan kebaikan, memberikan jalan keluar dalam setiap kesulitan, memudahkan semua urusannya, melapangkan rizkinya, memberikan ilmu yang bermanfat, selalu dalam keberkahan dan penjagaan-Nya...aamiin...

#Dalam rinay hujan di sudut kota Yogyakarta

Jumat, 09 Januari 2015

Amazing Journey

Bismillah…
Perjalanan panjang, macet, ditambah muter-muter mencari jalan akhirnya sampai juga di kota Banjar. Tujuan utama kami sebenarnya ke lokasi bencana tanah longsor di Karang Kobar Kab. Banjar Negara mewakili teman-teman SPI (Sekolah Perempuan Indonesia) untuk menjadi tim Trauma Healing bagi para korban bencana. Namun karena berangkatnya bareng anak-anak PP KAMMI dan kebetulan ada salah satu pengurus PP yang menikah di Banjar akhirnya kami ikutan kondangan dan memang ada undangan juga sih buat anak-anak SPI. Sebelum kondangan kami muter-muter pasar banjar dulu mencari logistik untuk dibawa ke lokasi bencana. Setelah zuhur barulah kondangan. Kaget juga sih pas liat pengantinnya :(


Untuk yang kedua kalinya muter pasar banjar mencari plastik buat wadah logistik ternyata ngak ketemu juga akhirnya perjalanan menuju ke lokasi bencana mundur jadi setengah empat sore. Jalanan cukup terjal di sisi kanan kiri jurang dalam dan bukitan, untungnya sopir keliatan sudah piawai dengan medan ekstrim seperti itu dan alhamdulillah akhirnya sampai dengan selamat di lokasi jam 4.30 sore, kami segera singgah di posko KAMMDA Jogja, disambut seorang akhwat dan tiga ikhwan. Kami berbincang-bincang menanyakan keadaan para korban dan sejauh mana penanganannya, termasuk juga lembaga atau LSM apa saja yang ikut andil selama ini.  Di sana banyak sekali posko termasuk posko Rotary Yahudi dan posko Katolik, miris sekali, sepertinya mereka punya misi yang lebih besar bukan sekedar membantu sesama. Dari pemaparan anak-anak KAMMI bahwa mereka agak kesulitan mengkondisikan para korban untuk sekedar menunaikan ibadah wajib apalagi belajar hal lainnya baik bapak-bapak, ibu-ibu maupun anak-anaknya, mereka masih sangat trauma, ditambah motivasi belajar yang masih sangat rendah.


Hikmah yang dapat saya ambil dari bencana ini adalah bahwa bencana tersebut adalah karena ulah tangan manusia itu sendiri, sebagaimana firman Allah "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (QS Ar-Rum:30). Saya melihat daerah ini adalah daerah perbukitan yang sudah disulap menjadi perkebunan salak, padahal seharusnya daerah perbukitan seperti itu ditanami pohon-pohon kayu yang akarnya kuat untuk menahan tanah dari erosi dan menyimpan air agar tidak terjadi longsor dan banjir disaat musim hujan dan kekeringan disaat kemarau, sedangkan tanaman salak berakar serabut sehingga akarnya tidak mampu menahan erosi dan menyimpan air. Yang kedua akibat manusia tidak pandai bersyukur, jangankan bersyukur yang ada bermaksiat, akhlak dan prilaku sehari-hari masih jauh dari nilai-nilai islam, ya kalau menurut warga sekitar, di sana terkenal dengan klenik dan judi, sabung ayam, malah akhir-akhir ini juga marak berdiri karaoke. Sehingga wajar bila kemudian Allah murka, maka Allah binasakan mereka akibat tangan-tangan mereka sendiri.

                                                  Kondisi longsor di dusun Jemblung

Ada satu penomena ajaib yang saya temui langsung di sini, ada sebuah rumah sederhana yang masih berdiri kokoh ditengah puing-puing kehancuran, ternyata rumah tersebut milik seorang guru ngaji yang dengan ikhlas mengajarkan ilmunya kepada anak-anak tanpa bayaran sepersenpun, meski tak banyak yang datang, namun setidaknya ia sudah memulai melakukan perbaikan terhadap lingkungan sekitarnya. Kembali lagi peran pemerintah dan orang-orang terdidik sangat diperlukan di sini, bukan hanya sekedar terdidik namun yang mempunyai nilai-nilai peradaban yang tinggi sehingga mampu membangun masyarakat yang madani.

                                                     Rumah ajaib atas kehendak Allah

Melihat kondisi yang sudah mulai aman dan banyaknya relawan dari berbagai lembaga akhirnya kami memutuskan untuk tidak jadi stay di lokasi yang sebelumnya direncanakan tiga hari. Logistik seperti selimut, alat tulis, al qur’an dan iqro kami serahkan ke posko KAMMDA Jogja untuk disalurkan ke pihak yang berhak. Menjelang magrib kami berpamitan melanjutkan perjalanan, kami memutuskan untuk sowan ke KAMMI Komsat Tegal lanjut ke Semarang sowan ke SPI Semarang sekaligus studi banding ke RISMA MAJT dan sowan ke KAMMDA Semarang yang baru terpilih ketua baru. 

Perjalanan berlanjut hingga ke Purwokerto, karena sopir tidak kuat lagi melanjutkan perjalanan akhirnya kami beristirahat di Pom bensin Purwokerto sampai jam 3 pagi, setelah sholat barulah melanjutkan perjalanan menuju Tegal. Tiba di Tegal jam 6 pagi singgah dulu ke rumah salah satu pengurus pusat KAMMI sambil istirahat, setelah dijamu sarapan barulah meluncur ke komsat Tegal. Banyak pelajaran yang didapat di sini, tentang semangatnya, ukhuwahnya, dan pastinya dapat saudara-saudara baru.

 
Komsat KAMMI Tegal

Sorenya melanjutkan perjalanan ke Semarang, dengan berganti bus, sementara teman-teman yang lain melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta. Sebuah perjalanan yang tak terduga, tanpa direncanakan sebelumnya. Saya jadi ingat beberapa minggu lalu terbersit pengen ke Semarang lagi tapi kapan? Dan akhirnya sampai juga di Semarang jam 8 malam, kami segera dijemput Teman-teman SPI dan menginap di kosan mereka di daerah UNDIP. 

Pagi yang indah, langit Semarang cerah, secerah semangat-semangat kami untuk segera meluncur menuju ke MAJT; studi banding ke RISMAnya, kalo ke sini kami mewakili teman-teman YIC Bekasi, di sini kami sharing program, sumber pendanaan dan metode rekrutmen. Dan sebagai follow up dari pertemuan kemarin kami membentuk Forum RISMA Sejawa, ini bertujuan menjadi wadah sharing dan berbagi info apapun yang bermanfaat, harapannya semoga masjid-masjid yang ada di Indonesia menjadi basis bangkitnya Pemuda Islam.




                      alhamdulillah ngak nyangka kembali lagi ke sini, setelah rindu beberapa waktu lalu...

sebelum ketemu anak-anak SPI, singgah dulu di perpus UNDIP sambil menanti hujan, dan ternyata perpusnya uda tutup karena waktu sudah menunjukkan jam 16.30

                                          hanya bisa melihat cover bukunya saja dari balik kaca :(

Sore sehabis hujan, diskusi sama teman-teman SPI Semarang sambil menikmati santapan khas kota semarang bebek penyet :) . SPI Semarang baru di louncing sekitar satu bulan lalu. SPI adalah wadah bagi para wanita Indonesia untuk bergerak membangun Indonesia, khusus bagi remaja putri dan ibu-ibu namun tidak menutup kemungkinan membuka peluang bagi kaum Adam untuk menjadi relawan. Mengingat wanita adalah tolak ukur bagi kemajuan bangsa, maka SPI sangat relevan untuk menjawab tantangan zaman, seperti pepatah “bila baik para wanitanya, maka akan baiklah Negara tersebut, sebaliknya bila buruk para wanitanya maka hancurlah Negara tersebut. SPI ini tidak bertujuan menghasilkan ijazah, karena ia bukanlah sekolah formal, namun mengasah skill dan profesionalisme para wanita guna mendukung pembangunan Indonesia.

                         Lesehan bersama teman-teman SPI Semarang, semangat mereka luar biasa :)

Dalam ADART SPI sendiri memiliki 4 fokus yang akan dikembangkan yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan advokasi perempuan. Dari hasil diskusi dengan teman-teman SPI semarang mereka akan memulai pembangunan mulai dari bidang kesehatan dan ekonomi. Titik fokus di kawasan tambak lorok kota Semarang, daerah yang dikenal terkumuh. Semoga usaha untuk memperbaiki dan membangun bangsa ini diridhai Allah dan diberi kekuatan dan keistiqomahan dalam perjalanannya.

Pagi masih secerah kemarin, kami diajak menemani SPI Semarang on air di radio Semarang, ngak nyangka sampe juga ke RRI Semarang. Meskipun baru di louncing, dan belum terlihat kinerjanya, setidaknya mengenalkan ke masyarakat adalah langkah awal untuk melakukan kerja-kerja nyata selanjutnya. Di sini bertemu dengan ibu penyiar yang luar biasa menginspirasi, beliau juga sangat mengapresiasi adanya SPI, terimakasih ibuuu, ah saya lupa namanya maafkan saya ibu, tapi saya akan selalu ingat wajah teduhmu :)




Terakhir mampir ke sentra oleh-oleh di jalan Pandanaran, belanja oleh-oleh buat teman-teman. Bakda ashar segera meluncur ke terminal Banyumanik pulaaang bersama teman-teman. Ada pengalaman yang tak terlupakan di sini dan menjadikannya sebuah pelajaran yang sangat berharga. Jadi, ceritanya tiket bis kami dibeli oleh dua orang teman saya di terminal banyumanik ketika saya dan sahabat saya satu lagi ke RRI Semarang, kualifikasi tiket kelas VIP karena pertimbangan perjalanan yang cukup jauh, di sana tertera keberangkatan jam 16.30, alhasil kami datang lebih awal jam 15.30 karena khawatir tertinggal, lama menunggu sampai magrib bis belum juga muncul, akhirnya kami sholat terlebih dahulu jamak taqdim, dari tadi kami menanyakan kenapa bisnya belum datang? dan jauh sekali mundurnya dari jadwal yang telah ditentukan? jawaban bapak itu sama sedang diperjalanan, yaa kami harus sabar menunggu, mungkin macet, mungkin dan mungkin yang lainnya, akhirnya datanglah sebuah bis dan kami segera dipersilahkan naik, dan alangkah kagetnya kami ketika masuk kondisi bis tidak sesuai dengan pesanan: lusuh, bau rokok, dan segala macam rupa bau dan pemandangan, serta suara bising mesin yang sudah lawas, kamipun tidak jadi naik, kami komplain dengan cara baik-baik, dan ternyata bapaknya ngak terima, terjadilah perseteruan antara kami dan bapak-bapak itu. Alasannya bisnya rusak, tapi kenapa tidak ada konfirmasi sebelumnya, ini menunjukkan ketidakprofesionalan mereka, terlihat sekali kebohongan disitu, kata-kata mereka kasar, benar-benar aneh, kami yang terzholimi malah mereka yang marah-marah, pengen sekali rasanya melabrak mereka, tapi yah sudahlah kalau dilayani semakin menjadi. Sebenarnya tidak masalah bisnya ganti asalkan sesuai harga dan tidak seenaknya mengoper penumpang. Dan bukan pula merasa hebat tidak mau merakyat, hanya saja tidak kuat dengan bau rokok yang bikin orang disekitarnya lebih menderita.

Saya cukup trauma dengan kejadian ini, saran saya buat teman-teman bila ingin bepergian menggunakan bis atau travel carilah bis yang sudah ternama dan membelinya di agen khusus, jangan membeli di terminal, karena di terminal kebanyakan para calo yang tidak bertanggungjawab. Ciri-ciri agen khusus: punya nama resmi, ada tiket resmi dan merek bisnya cuma satu tidak macam-macam. 

Saya kasih tau nama bis yang membuat saya benar-benar mengingat kejadian ini: namanya Bis Safari, ini bukan menjelek-jelekkan hanya sebagai pelajaran agar menjadi pertimbangan untuk memilih jasa bis yang akan kita tumpangi. Dan buat bis Safari agar ini juga menjadi bahan evaluasi supaya kedepannya memperbaiki pelayanannya. Karena dari cerita orang-orang ternyata bukan kami saja yang merasakan jeleknya pelayanan bis Safari ini huhu.. 

Akhirnya setelah dinegosiasi oleh mantan ketua KAMMDA Semarang barulah dapat bis yang sesuai pesanan meskipun bukan merek Safari, terimakasih buat teman-teman KAMMDA Semarang yang telah banyak membantu, dan maaf telah merepotkan. Waktu menunjukkan jam 20.30 saat bis pengganti datang, dan ternyata sopirnya sudah tua banget :( sebenarnya agak ngeri jugasih tapi yaa mau gimana lagi, yaa sudahlah…bismillah…perlahan kami meninggalkan kota Semarang dengan berbagai pengalaman unik…

Dan ternyata tahun sudah berganti ketika kami masih dalam perjalanan, tidak ada yang istimewa sih, hanya menggantungkan harapan-harapan kepada Yang Maha Mengabulkan Harapan…semoga Allah berkenan menghimpun yang masih terserak, memberi jalan keluar atas semua kesulitan, mempertemukan rindu dengan rindu yang sama, meridhai atas semua yang dilakukan…aamiin…