Cari Blog Ini

Kamis, 18 April 2013

Sucikan Cinta, Raih Bahagia

Bissmillaahirrohmaanirrohiim…

Cinta itu hakikatnya suci. Dari Allah awalnya, dan kelak kesana akhirnya. Semua gerak di alam raya ini, di langit dan di bumi, adalah gerak yang lahir dari kehendak dan cinta. Dengan dan untuk itulah alam ini bergerak. Kehendak dan cintalah alasan pergerakan dan perhentiannya. Bahkan dengan dan untuk kehendak dan cinta jugalah alam ini diciptakan. Sesungguhnya hakikat cinta adalah gerak jiwa sang pecinta kepada yang dicintainya. Maka cinta adalah gerak tanpa henti. Dan inilah makna kebenaran ketika Allah mengatakan “ Dan tiadalah Kami menciptakan langit dan bumi serta semua yang ada di antaranya kecuali dengan kebenaran.” (QS. Al Hijr: 85)

Jadi cinta adalah makna kebenaran dalam penciptaan. Itu sebabnya , hati yang dipenuhi dengan cinta lebih mudah dan cepat menangkap kebenaran. Cinta tidak tumbuh dalam hati yang dipenuhi keangkuhan, angkara murka, dan dendam. Cinta melahirkan pengakuan dan kerendahan hati. Cinta adalah cahaya yang memberikan kekuatan penglihatan pada mata hati kita. (M. Annis Matta)

Jika didalam hatimu ada cinta, maka cintailah Allah dan Rosulnya. Cara mencintai Allah adalah kamu beriman dan bertakwa kepada-Nya, kamu percaya dan mentaati segala perintah-Nya serta menjauhi  segala larangan-Nya. Jika kamu mencintai Rosul maka ikutilah sunnah-sunnahnya.   

Menikah adalah sunnah Rosulullah SAW, Dari Sa’ad bin Abu Waqqash ia berkata, “Rasulullah SAW pernah melarang ‘Utsman bin Madh’un membujang dan kalau sekiranya Rasulullah mengijinkannya tentu kami berkebiri”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Ada sekelompok orang datang ke rumah istri-istri Nabi SAW, mereka menanyakan tentang ibadah Nabi SAW. Setelah mereka diberitahu, lalu mereka merasa bahwa amal mereka masih sedikit. Lalu mereka berkata, “Dimana kedudukan kita dari Nabi SAW, sedangkan Allah telah mengampuni beliau dari dosa-dosa beliau yang terdahulu dan yang kemudian”. Seseorang diantara mereka berkata, “Adapun saya, sesungguhnya saya akan shalat malam terus”. Yang lain berkata, “Saya akan puasa terus-menerus”. Yang lain lagi berkata, “Adapun saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya”. Kemudian Rasulullah SAW datang kepada mereka dan bersabda, “Apakah kalian yang tadi mengatakan demikian dan demikian?. Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah diantara kalian, dan orang yang paling bertaqwa kepada Allah diantara kalian. Sedangkan aku berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur, dan aku mengawini wanita. Maka barangsiapa yang membenci sunnahku, bukanlah dari golonganku”. [HR. Bukhari, Muslim dan lainnya]

Jangan menundanya karena takut miskin, karena Allah telah berfirman “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. [QS. An-Nuur: 32]. Rosulullah SAW juga bersabda “Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160) [1]

Ustad Shoffan Al Banna menyebutkan, pernikahan adalah sebuah proyek peradaban, jadi jangan ditunda-tunda, menundanya berarti menunda pembangunan proyek peradaban. Karena kita lihat wajah dunia saat ini perlu sentuhan tangan-tangan manusia yang punya cita rasa peradaban tinggi yaitu orang-orang yang sholih wa muslih yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan Rosul-Nya. Seperti seorang laki-laki bernama Hasan Al Banna yang dengan tangannya telah mengubah dunia yang telah jauh dari peradaban islam dengan julukan "bapak pembagun peradaban".

Beliau juga menyampaikan beberapa motivasi pernikahan:

  • Pernikahan merupakan hubungan paling jelas
  • Berfikir ketika cita-cita tak mampu lagi ku gapai, maka aku butuh seseorang yang bisa menguatkanku disaat aku lemah, aku tak mampu lagi melaluinya sendiri. 
  • Keberkahan menikah, bila ada masalah maka solusi akan hadir dari arah yang tidak disangka-sangka
  • Tidak ada hambatan dalam menikah bila kita menghadapi dengan hati yang lapang dan menyertakan Allah dalam setiap urusan kita.

Ustad Bachtiar Natsir, menyebutkan menikah tidak hanya membentuk keluarga Sakinah Mawaddah wa Rohmah, tetapi membentuk keluarga dakwah. Agar kita dapat menyebar luaskan agama Allah ini. Dan tak hanya itu ada misi penting untuk meraih bahagia pernikahan, yaitu menjaga diri dan keluarga dari siksaan api neraka.  
ada kata-kata bertenaga dari beliau:
  • Cinta sejati ialah cinta yang melahirkan rasa tentram (sakinah), rasa kasih (mawaddah), dan rasa sayang (rohmah) antar insan yang saling mencintai serta kemanusiaan universal.
  • Manusia tanpa cinta adalah manusia yang posesif 
  • Manusia tanpa cinta adalah manusia tanpa obsesi
Ustad Bachtiar juga menjelaskan bahwa ikhtiar jodoh yang paling utama yang pertama adalah meminta kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu”. (Al Mu’min: 60). "Dan apabila hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah kepada mereka bahwa Aku adalah dekat kepadanya dan Aku memperkenankan do'a orang yang berdo'a kepada-Ku" (Al-Baqarah: 186 ). Dan yang kedua adalah mensucikan diri, diantara cara mensucikan diri adalah dengan bertawakkal kepada Allah SWT, Allah berfirman “ Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluan-Nya. Dan akan memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”(At Thalaq: 2-3)       
                                                                                                                                                      
Sambil menunggu, maka untuk laki-laki pelajarilah mahluk yang bernama wanita, sebaliknya untuk wanita pelajarilah mahluk yang bernama laki-laki agar kelak saling memahami, karena keduanya diciptakan dengan karakter yang berbeda.

Ustad Salaim A Fillah, lebih menekankan pada pernak pernik rumah tangga. Beliau mengajak memaknai rasa sakinah, mawaddah wa rohmah. Makna sakinah adalah agar kau terjaga dalam kesucian dengan kehadirannya, agar kau simpul ikatan hati dengannya, agar kau cenderung dalam fikir dan rasa kepadanya, dan agar kau merasa tentram dengannya. Seperti ini kira-kira, bila seorang istri berkata “ wahai suamiku, berangkatlah bekerja dengan pulang membawa rezeki yang halal lagi toyyib, karena kami (aku dan anak-anakmu) lebih takut terhadap api neraka daripada menerima harta yang kau bawa yang diperoleh dengan jalan yang haram. Bila istri berkata demikian maka tidak akan ada lagi suami yang korupsi. Makna mawaddah ialah cinta yang menggebu (Romantisme).Bentuknya bisa ekspresi yang paling batin sampai yang paling zahir. Seperti sering saling memberi hadiah, selalu mengingat kebaikannya, selalu berkomunikasi dan saling terbuka. Makna rohmah (rasa sayang) adalah puncak dari cinta sehingga akan lahir sikap berkorban bukan menuntut, memberi bukan meminta berinisiatif bukan menunggu, dan bersedia bukan berharap-harap.

Bunda Asma Nadia, seorang penulis best seller catatan hati seorang istri, mengatakan menikah adalah membentuk keluarga muslim berdaya, agar bisa bermanfaat bagi manusia lainnya. Untuk membentuk itu maka tujuan suami harus sama dengan tujuan istri. Maka “Menikahlah bila kau yakin akan mendapat surga bersamanya”.         
                             
Disarikan dari Seminar Pranikah 2013 “Sucikan Cinta, Raih Bahagia”
Ahad 14 April 2013, gedung SMESCO Pancoran, Jakarta Selatan




1 komentar:

syukron...telah berkunjung ke blog ana...
semoga bermanfaat ya ^_^