Cari Blog Ini

Kamis, 30 Mei 2013

Tour Tarbawiyah DAQU SCHOOL 2013

Menyenangkan sekali menjadi muslim, karena untuk melakukan sebuah perjalanan saja ada perintahnya dalam Al Qur’an. Bukan hanya perintah shalat, puasa atau haji, namun juga perintah berjalan. Coba kita mulai tadarus ayat-ayat tersebut:

“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (Ali Imran : 137).

“Katakanlah: Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu” (Al An’am : 11).

“Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (An Nahl : 36).

“Katakanlah: “Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa” (An Naml : 69).

“Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al Ankabut : 20).

Ayat-ayat di atas berbentuk perintah untuk berjalan di muka bumi dengan tujuan untuk mengambil hikmah, ibrah, pelajaran, spirit dari kisah-kisah kemanusiaan. Terbentang ayat-ayat kauniyah di alam semesta yang amat luas, tersedia berbagai pelajaran dan hikmah kehidupan dalam setiap kelompok masyarakat di muka bumi, terdapat spirit dalam sejarah kehidupan manusia dari zaman ke zaman. Maka kami mencoba melakukan perjalanan ini. Harapannya dapat mengambil hikmah dan spirit darinya.


Perjalanan dimulai pukul 5.30 pagi pada hari Sabtu, 25 Mei 2013. Setelah sholat subuh berjamaah kami menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam menuju Subang, tujuan pertama ke pabrik pembuatan sepatu, pabrik ini masih tergolong home industri, karena masih memanfaatkan rumah sebagai tempat produksi dan jumlah karyawannyapun masih sedikit sekitar 3-4 orang, namun demikian produknya sudah mencapai ekspor. uniknya di sini kita bisa memesan model sepatu atau sendal apa saja yang kita inginkan, kalau yang tersedia belum ada yang cocok buat kita.

                             Ikutan mengaduk-aduk :)
Setelah dari sana kami meluncur ke pabrik dodol nanas. Melihat proses pembuatannya sampai pemasarannya. ternyata disini tidak hanya dodol yang dibikin, ada wajik, kerupuk, selai sampai keripik nanas     .Dodol dan wajik hampir sama bedanya dodol memakai santan kelapa sedangkan wajik memakai kelapa parut, nah karena perbedaan inilah wajik lebih cepat kadaluarsanya karena kelapa parut lebih cepat tengik. dari 20 kg bahan dasar nanas dihasilkan 18 kg dodol atau wajik, dengan tambahan tepung dan gula pasir. prosesnya
higenis, tanpa bahan pengawet ataupun pemanis buatan. Pembuatan keripik lebih rumit, karena harus menggunakan alat khusus, kami tidak sempat melihat proses pembuatannya karena pada saat itu tidak sedang produksi, pembuatan keripik hanya 2 kali seminggu. Selain prosesnya yang rumit juga memerlukan bahan baku yang tidak sedikit, untuk menghasilkan 20 kg keripik memerlukan 400 kg nanas, sehingga sangat wajar harganyapun luar biasa, 15000 per ons. Setelah melihat proses pembuatan kami diberi pengarahan dari mulai berdirinya usaha ini sampai mereka meraih penghargaan dari Kementan atas keberhasilannya memberdayakan potensi lokal. Sehingga nanas dijadikan icon kabupaten Subang. pemasarannya selain membuka toko-toko sentra oleh-oleh yang berjejer di pinggir jalan mereka juga telah mengirim produknya ke Bandung dan sekitarnya.

                                                           Produk hasil wajik hampir jadi
                                                                       Pengarahan

Masih di daerah Subang, kami menuju ke Pesantren yang unik, yang memadukan kurikulum pesantren dengan diknas dan wirausaha: Asy-Syifa Boarding School. Di sini kami belajar proses pemeliharaan sapi perah, dalam sehari seekor sapi normal akan menghasilkan sekitar 20 liter susu, nah kalo punya 10 sapi kalikan saja. Sebenarnya negeri kita punya potensi luar biasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun ekspor, tapi sayang kebijakan pemerintah seringkali tidak berpihak pada rakyat karena campur tangan asing,  bahkan karena kepentingan pribadi dan golongan. Jadi ingat kasus pembatasan kuota impor daging sapi oleh Mentan, maksudnya untuk membantu pengembangan dan kesejahteraan peternak sapi lokal. Eh beritanya malah dialihkan pada kasus suap yang tidak jelas dan aneh. Selain ternak sapi pesantren ini juga menggalakkan bidang pertanian, karena daerah ini potensial tanaman hortikultura sehingga ditanam sayur-mayur dan buah-buahan. Hasil panen dijual maupun untuk konsumsi sendiri. Sayang di sini kami tak sempat bertemu dengan para santrinya maupun para pendidiknya karena sedang ada acara wisudah santri tingkat akhir. Sistem pendidikan di sini komprehensif memadukan tiga simpul utama yaitu agama, pengetahuan dan wirausaha.

                                                       areal peternakan jauh dari pemukiman santri

                                                  pengarahan tentang peternakan sapi
                                              perkebunan di sekitar pemukiman pesantren

Hari beranjak sore, sesi jalan-jalan dimulai, kami mampir di perkebunan teh Ciater. Hamparan hijau tanaman  pemberi rasa rileks ini membuat sejuk mata memandang, Subhanallah... sejuk dipandang, nikmat dirasakan...Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? butiran hujan yang jatuh membasahi bumi kala itu tidak menghalangi kami berfotoria :) malam menjelang kami bermalam di villa Ciater. Pagi-pagi sekali kami melanjutkan perjalanan menuju kota Bandung, tujuan berikutnya Ciwidey dan Kawah Putih.


                                     perkebunan teh sepanjang perjalanan menuju kota Bandung

 Lumayan dari Ciater menuju ke tempat ini memakan waktu sekitar 4 jam. Di kawah ini bau belerang sangat menyengat disarankan memakai masker bila tidak kuat, karena akan menyebabkan batuk dan sesak nafas. semakin siang bau belerang semakin menyengat karena pengaruh sinar matahari. Tempat ini dinamakan kawah putih karena warnanya putih oleh belerang. Belerang ini adalah kekayaan alam yang patut kita syukuri karena banyak sekali manfaatnya, selain untuk kesehatan kulit karena anti bakteri dan anti jamur juga untuk membantu menjaga sendi agar sehat, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu dalam pencernaan lemak dan penyerapan, sulfur juga dibutuhkan untuk membuat asam empedu, membantu mengatur gula darah, dan membantu menjaga keseimbangan oksigen untuk fungsi otak yang sehat. Namun sayangnya belum ada suplemen belerang (sulfur) tapi kita bisa memperolehnya dari kuning telur, kubis, brokoli, kembang kol, kubis Brussel, kangkung, sawi, asparagus, bawang merah, dan bawang putih. Insya Allah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita tanpa harus mengkonsumsi suplemen. oya tiket masuk ke sini 19 ribu per orang ditambah naik angkutan 5 ribu per orang untuk mencapai kawah.




Dalam perjalanan pulang dan pergi kami melewati perkebunan stroberry di daerah Ciwidey, namun tak sempat mampir karena waktu terbatas. Perjalanan berakhir di Cibaduyut, tempat sentra oleh-oleh dan tempat belanja sepatu atau sandal berbagai merk.
Alhamdulillah perjalanan yang banyak memberikan pelajaran berharga untuk dijadikan model pengembangan   wirausaha berbasis potensi lokal dan belajar berwirausaha serta menjadikan kita untuk selalu banyak bersyukur atas karunia yang Allah berikan kepada kita, berupa kekayaan alam dan keindahan alam. Seperti firman Allah berikut.

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.“ (QS. Al Baqoroh (2) : 172)

“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS. Saba' (34) :15)

2 komentar:

  1. Masya Alloh.. ini oleh-oleh kemarin, mbak.. wah, narsis di depan kamera, yah.. haha.. kayak yang ngoment ga narsis aja..

    asyik juga, tuh, bikin wajik dan maen ke peternakan..kapan-kapan ajak An, yah

    BalasHapus
  2. Subhanallah... iya oleh2 kemarin, sekali2 narziz gpp he membela diri :)

    boleh2 sekali kalo mau ikut ukhti...kita belajar langsung ke sumbernya, menyenangkan sekali :)

    BalasHapus

syukron...telah berkunjung ke blog ana...
semoga bermanfaat ya ^_^