Liburan kali ini aku
mengagendakan untuk tidak pulang kampung, bukannnya tak rindu namun ini ku
manfaatkan untuk mengunjungi adikku tersayang dan sepupuku di kota Jogja, tentu
saja ini atas persetujuan ayah dan ibu, karena mereka belum sempat mengantarkan
adikku saat ia memutuskan melanjutkan studinya di sana. Perjalananku diawali
singgah di kota kembang, sudah 2 tahun aku di tanah ini baru kali pertama
berkesempatan menginjakkan kaki di kota Bandung, rasanya hmmm sesuatu…Alhamdulillah
Allah memberiku kesempatan untuk melihat dunia lebih luas.
Tujuan utamaku di kota ini
bersilaturrahim pada dua adik tingkatku dulu: Yopi dan Salati mereka berdua
sekarang sedang melanjutkan studinya di UPI, selain itu travelling hoby ku. Kedatanganku
di kota bandung disambut rinai hujan yang mengguyur deras sejak diperjalanan,
setelah bertanya pada kondektur aku turun pas di depan gang alamat yang
diberikan dek Yopi, rupanya tidak terlalu sulit menemukan gang Darut Tauhid
karena sebagian besar masyarakat di sini tau. Namun aku belum sampai pada
alamat rumahnya, aku hanya disuruh menunggu di depan gang, lumayan 30 menit aku
menunggu dek Yopi belum datang-datang juga. Ku telpon berkali-kali nomor
dua-duanya ngak aktif, disms tak terkirim, ada apa gerangan? Wah ini gawe ngak
punya nomor alternatif yang bisa dihubungi, akhirnya aku pasrah menunggu sambil
membaca al ma’surat hingga selesai, Alhamdulillah rentang penungguan yang
bermanfaat daripada dibuat gelisah. Pas adzan magrib, dek Yopi belum datang
juga, saat itulah aku baru terfikir menghubungi kakaknya di Bengkulu yang juga sahabat
karibku.
Tak berapa lama kemudian dek Yopi
datang dengan senyuman ramahnya menyambutku, rupanaya dia tertidur karena
kelelahan habis ikut acara pelatihan manasik haji dan nomor dua-duanya mati.
Huu hatiku lega, kami segera meluncur menuju kosannya yang tak jauh dari Darut
Tauhid dan UPI. Kami segera sholat maghrib kemudian makan malam, karena lelahku
kami belum bayak bercerita malam itu. Hari pertama di Bandung aku diajak dek
Salati, keliling kampus UPI dan kemudian mengubek-ubek perpustakaan, aku tertarik
membaca buku-buku tentang pendidikan, agaknya tuntutan frofesi juga hehe… karena
UPI adalah pusatnya Universitas Pendidikan jadi wajar saja kalau buku-buku yang
tersedia sebagian besar tentang pendidikan. Namun sepertinya buku-buku itu
banyak tidak di tempatnya, maklum saja karena persiapan ujian akhir semester
mungkin sudah diborong habis oleh mahasiswa, he… jadi ingat aku dulu kalo
suasana ujian koleksi buku deh.
Malam kedua di kota Bandung kami
kedatangan tamu, teman SMA dek Salati, dia bernama Gita, seorang akhwat dari
Bengkulu juga, setelah berkenalan dan bertanya-tanya ternyata Gita sedaerah
denganku, Subhanallah jadi semakin akrab saja ketemu orang sedaerah di rantau.
Ternyata dia seorang penulis dan akan melouncingkan buku perdananya ”From Zero
to Zero” dalam waktu dekat. Alhamdulillah sharing dengannya penuh motivasi.
Hari ke dua agendaku ketaman
bunga dan kebun stroberry letaknya tidak begitu jauh kalau dari UPI hanya naik
angkot satu kali, searah ke kampung gajah, jadi kalo ketempat ini tiga tempat
tersebut bisa sekaligus dikunjungi. Lumayan juga untuk masuk ke kebun stroberry
perlu membayar 20 ribu, tapi kita bisa memetik stroberry sendiri, sehingga
menambah seru perjalanan ini. Oya sebelum beragkat, pagi-pagi sekali aku di
temani Gita dengan naik motor bertemu sahabat blogerku: Ania Maharani, sungguh
merupakan kehendak Allah kami bertemu di sini, tak sengaja kemarin aku membaca
status FBnya bahwa dia sedang di Garut dan akan segera meluncur ke Bandung,
padahal jauh hari sebelum liburan aku sempat berjanji dengannya akan mampir ke
Semarang setelah dari Yogya, namun pertemuan itu lebih cepat dari yang
direncanakan, tak ada kata lain selain Subhanallah…”Qodarullah: apabila
berjodoh maka Allah akan mempertemukan” status FB Ania Maharani. Kami bertemu
dengan penuh rasa haru, berpelukan mesra seakan-akan telah bersahabat selama
bertahun-tahun. Yah itulah ukhuwah, bila hati telah terikat ukhuwah, maka usia
persahabatan bukanlah batasan. Ternyata ukhti Ania ditemani ibunya,
emh…senangnya bisa berkenalan dengan ibu jadi ingat ibuku ^_^. Tak banyak waktu
kami bertemu karena ukhti Ania akan segera meluncur ke Boscha: tempat teropong
bintang di Lembang, ya ngak apa-apalah bertemu saja sudah sangat bersyukur,
insya Allah aku akan mampir di Semarang nanti, akhirnya kami berfoto bersama
sebelum berpisah, so sweet ^_^
Malam ketiga aku bersama dek Yopi
dan dek Salati menyempatkan diri ke Masjid DT mengikuti kajian Ustad Aa Gym
tema tentang “Taubatan Nasuha” Subhanallah, banjir air mata mendengar ceramah
beliau, menyadari diri ini yang begitu banyak dosa namun kadang lalai memohon
ampunan. Ya Robb…ampunilah kami yang lemah dan banyak dosa ini…rasanya tak
pantas mengharapkan syurgaMu….tapi kami sangat takut dengan NerakaMu…Robbi
ghfirlii…warhamnii…wajburnii…warfa’nii…warzuqnii…wahdinii…wa ‘aafinii… wa’fu’annii…
Hari jum’at aku dan dek Yopi merencanakan
mengunjungi tiga tempat yaitu museum geologi, gedung sate dan monument
pancasila karena posisi ketiganya ini berdekatan sehingga kami memakai prinsip
sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Namun apa mau dikata manusia hanya
berencana, ketika tiba di museum geologi, kami bertanya kepada penjaga gedung
ternyata hari jum’at museum libur, justru hari minggu dibuka, yah sedikit
kecewa, semoga ada keempatan dilain waktu, akhirnya kami hanya berfoto-foto di
bebatuan depan gedung. Lanjut setelah dari sini kami menuju gedung sate yang
tak jauh dari museum geologi, lagi-lagi Allah belum mengizinkan kami untuk
masuk ke dalamnya, di depan gedung itu berderet-deret polisi dan para
demonstran, katanya sih mereka dari Cirebon yang menuntut pemilukada ulang
karena dinilai tidak fair.
Akhirnya kami menuju museum
pancasila, cukup jauh juga kalau ditempuh berjalan kaki, yah karena tidak punya
kenderaan sendiri dan tidak ada angkot jadilah kami berjalan menyusuri trotoar
alun-alun kota Bandung. Hem lega rasanya setelah sampai tujuan, kami segera
masuk, tentu saja memperoleh izin dulu dari penjaganya. Agak aneh, kami hanya
disuruh mengisi nama dan paraf saja, ngak ada tarif tiketnya, setelah itu kami
dipersilahkan masuk dengan ditemani seorang satpam, suasana bagunannya masih
baru, kami menyusuri lorong-lorong agak gelap dan ruangan-ruangan masih banyak
yang kosong, pak satpam menjelaskan monument ini memang dibangun sekitar tahun
2007 dan selama rentang itu belum diaktifkan karena perangkatnya belum lengkap,
hingga kini museum ini masih dalam tahap persiapan dan pembenahan.
Itulah ceritaku selama tiga hari
di kota kembang, hari sabtu aku meluncur ke Yogya melanjutkan perjalanan,
berangkat dari terminal Cicaheum tepat jam 14.00 menuju Yogyakarta.
Alhamdulillah, semoga ada kesempatan lagi ke kota ini mengunjungi Tangkuban
Perahu, Kawah Putih, Boscha dan lainnya yang belum sempat aku singgahi ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
syukron...telah berkunjung ke blog ana...
semoga bermanfaat ya ^_^