Cari Blog Ini

Kamis, 31 Januari 2013

Journey Part 1



Liburan kali ini aku mengagendakan untuk tidak pulang kampung, bukannnya tak rindu namun ini ku manfaatkan untuk mengunjungi adikku tersayang dan sepupuku di kota Jogja, tentu saja ini atas persetujuan ayah dan ibu, karena mereka belum sempat mengantarkan adikku saat ia memutuskan melanjutkan studinya di sana. Perjalananku diawali singgah di kota kembang, sudah 2 tahun aku di tanah ini baru kali pertama berkesempatan menginjakkan kaki di kota Bandung, rasanya hmmm sesuatu…Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan untuk melihat dunia lebih luas. 

Tujuan utamaku di kota ini bersilaturrahim pada dua adik tingkatku dulu: Yopi dan Salati mereka berdua sekarang sedang melanjutkan studinya di UPI, selain itu travelling hoby ku. Kedatanganku di kota bandung disambut rinai hujan yang mengguyur deras sejak diperjalanan, setelah bertanya pada kondektur aku turun pas di depan gang alamat yang diberikan dek Yopi, rupanya tidak terlalu sulit menemukan gang Darut Tauhid karena sebagian besar masyarakat di sini tau. Namun aku belum sampai pada alamat rumahnya, aku hanya disuruh menunggu di depan gang, lumayan 30 menit aku menunggu dek Yopi belum datang-datang juga. Ku telpon berkali-kali nomor dua-duanya ngak aktif, disms tak terkirim, ada apa gerangan? Wah ini gawe ngak punya nomor alternatif yang bisa dihubungi, akhirnya aku pasrah menunggu sambil membaca al ma’surat hingga selesai, Alhamdulillah rentang penungguan yang bermanfaat daripada dibuat gelisah. Pas adzan magrib, dek Yopi belum datang juga, saat itulah aku baru terfikir menghubungi kakaknya di Bengkulu yang juga sahabat karibku. 

Tak berapa lama kemudian dek Yopi datang dengan senyuman ramahnya menyambutku, rupanaya dia tertidur karena kelelahan habis ikut acara pelatihan manasik haji dan nomor dua-duanya mati. Huu hatiku lega, kami segera meluncur menuju kosannya yang tak jauh dari Darut Tauhid dan UPI. Kami segera sholat maghrib kemudian makan malam, karena lelahku kami belum bayak bercerita malam itu. Hari pertama di Bandung aku diajak dek Salati, keliling kampus UPI dan kemudian mengubek-ubek perpustakaan, aku tertarik membaca buku-buku tentang pendidikan, agaknya tuntutan frofesi juga hehe… karena UPI adalah pusatnya Universitas Pendidikan jadi wajar saja kalau buku-buku yang tersedia sebagian besar tentang pendidikan. Namun sepertinya buku-buku itu banyak tidak di tempatnya, maklum saja karena persiapan ujian akhir semester mungkin sudah diborong habis oleh mahasiswa, he… jadi ingat aku dulu kalo suasana ujian koleksi buku deh. 

Malam kedua di kota Bandung kami kedatangan tamu, teman SMA dek Salati, dia bernama Gita, seorang akhwat dari Bengkulu juga, setelah berkenalan dan bertanya-tanya ternyata Gita sedaerah denganku, Subhanallah jadi semakin akrab saja ketemu orang sedaerah di rantau. Ternyata dia seorang penulis dan akan melouncingkan buku perdananya ”From Zero to Zero” dalam waktu dekat. Alhamdulillah sharing dengannya penuh motivasi.

Hari ke dua agendaku ketaman bunga dan kebun stroberry letaknya tidak begitu jauh kalau dari UPI hanya naik angkot satu kali, searah ke kampung gajah, jadi kalo ketempat ini tiga tempat tersebut bisa sekaligus dikunjungi. Lumayan juga untuk masuk ke kebun stroberry perlu membayar 20 ribu, tapi kita bisa memetik stroberry sendiri, sehingga menambah seru perjalanan ini. Oya sebelum beragkat, pagi-pagi sekali aku di temani Gita dengan naik motor bertemu sahabat blogerku: Ania Maharani, sungguh merupakan kehendak Allah kami bertemu di sini, tak sengaja kemarin aku membaca status FBnya bahwa dia sedang di Garut dan akan segera meluncur ke Bandung, padahal jauh hari sebelum liburan aku sempat berjanji dengannya akan mampir ke Semarang setelah dari Yogya, namun pertemuan itu lebih cepat dari yang direncanakan, tak ada kata lain selain Subhanallah…”Qodarullah: apabila berjodoh maka Allah akan mempertemukan” status FB Ania Maharani. Kami bertemu dengan penuh rasa haru, berpelukan mesra seakan-akan telah bersahabat selama bertahun-tahun. Yah itulah ukhuwah, bila hati telah terikat ukhuwah, maka usia persahabatan bukanlah batasan. Ternyata ukhti Ania ditemani ibunya, emh…senangnya bisa berkenalan dengan ibu jadi ingat ibuku ^_^. Tak banyak waktu kami bertemu karena ukhti Ania akan segera meluncur ke Boscha: tempat teropong bintang di Lembang, ya ngak apa-apalah bertemu saja sudah sangat bersyukur, insya Allah aku akan mampir di Semarang nanti, akhirnya kami berfoto bersama sebelum berpisah, so sweet ^_^

Malam ketiga aku bersama dek Yopi dan dek Salati menyempatkan diri ke Masjid DT mengikuti kajian Ustad Aa Gym tema tentang “Taubatan Nasuha” Subhanallah, banjir air mata mendengar ceramah beliau, menyadari diri ini yang begitu banyak dosa namun kadang lalai memohon ampunan. Ya Robb…ampunilah kami yang lemah dan banyak dosa ini…rasanya tak pantas mengharapkan syurgaMu….tapi kami sangat takut dengan NerakaMu…Robbi ghfirlii…warhamnii…wajburnii…warfa’nii…warzuqnii…wahdinii…wa ‘aafinii… wa’fu’annii…

Hari jum’at aku dan dek Yopi merencanakan mengunjungi tiga tempat yaitu museum geologi, gedung sate dan monument pancasila karena posisi ketiganya ini berdekatan sehingga kami memakai prinsip sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Namun apa mau dikata manusia hanya berencana, ketika tiba di museum geologi, kami bertanya kepada penjaga gedung ternyata hari jum’at museum libur, justru hari minggu dibuka, yah sedikit kecewa, semoga ada keempatan dilain waktu, akhirnya kami hanya berfoto-foto di bebatuan depan gedung. Lanjut setelah dari sini kami menuju gedung sate yang tak jauh dari museum geologi, lagi-lagi Allah belum mengizinkan kami untuk masuk ke dalamnya, di depan gedung itu berderet-deret polisi dan para demonstran, katanya sih mereka dari Cirebon yang menuntut pemilukada ulang karena dinilai tidak fair. 

Akhirnya kami menuju museum pancasila, cukup jauh juga kalau ditempuh berjalan kaki, yah karena tidak punya kenderaan sendiri dan tidak ada angkot jadilah kami berjalan menyusuri trotoar alun-alun kota Bandung. Hem lega rasanya setelah sampai tujuan, kami segera masuk, tentu saja memperoleh izin dulu dari penjaganya. Agak aneh, kami hanya disuruh mengisi nama dan paraf saja, ngak ada tarif tiketnya, setelah itu kami dipersilahkan masuk dengan ditemani seorang satpam, suasana bagunannya masih baru, kami menyusuri lorong-lorong agak gelap dan ruangan-ruangan masih banyak yang kosong, pak satpam menjelaskan monument ini memang dibangun sekitar tahun 2007 dan selama rentang itu belum diaktifkan karena perangkatnya belum lengkap, hingga kini museum ini masih dalam tahap persiapan dan pembenahan.

Itulah ceritaku selama tiga hari di kota kembang, hari sabtu aku meluncur ke Yogya melanjutkan perjalanan, berangkat dari terminal Cicaheum tepat jam 14.00 menuju Yogyakarta. Alhamdulillah, semoga ada kesempatan lagi ke kota ini mengunjungi Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Boscha dan lainnya yang belum sempat aku singgahi ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

syukron...telah berkunjung ke blog ana...
semoga bermanfaat ya ^_^