Foto setelah acara di depan Musholah, habis hujan-hujanan tetap semangat... |
Dra. Upik Siti Ranah, wanita paruh baya yang masih tetap
energik itu menyambut kami dengan hangat. Matanya berbinar-binar pertanda masih
punya semangat yang tinggi untuk membangun masa depan bangsa ini. Minggu, 20
Maret 2016 suasana halaman rumahnya yang berada di kampung Wareng Kali Jambe
Tambun Bekasi itu ramai dipenuhi anak-anak remaja. ini adalah acara yang ke
sekian kalinya yang di lakukan umi Upik begitu sapaannya semenjak pindah ke
kampung ini pada 2012 lalu.
Kami ikut membantu menjadi tim acara dalam acara yang
bertemakan “Remaja Keren dan Hebat” ini. Tujuan acara ini ialah membentuk
generasi yang mampu menebar magnet kebaikan untuk orang lain. Tentu untuk
menjadi seperti itu butuh perjuangan dari diri sendiri dan orang lain kata umi
Upik. Maka acara ini ditargetkan untuk pembinaan menjadi remaja keren dan hebat
itu.
“Anak-anak di sini sebagian besar sekolah hanya sampai SMA
bahkan SMP saja itupun sekolah ala kadarnya, hanya sekedar mengejar ijazah
kemudian mencari kerja. Mereka belum sampai berfikir bahwa sekolah itu untuk
mencari ilmu yang dengan ilmu itu dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain,
makanya saya sering bikin acara untuk memotivasi mereka agar bersemangat
sekolah” ujar wanita kelahiran Padang 19 April 1966 ini.
Setidaknya sudah ada 7 kelompok binaan anak-anak remaja yang
sudah dibentuk oleh umi Upik, sebagian beliau sendiri yang membina dan sebagian
yang lain dibantu oleh anak-anaknya. “Saya berharap kelompok binaan ini akan
terus bertambah seiring berjalannya waktu” katanya.
Tidak hanya remaja saja yang dibidik oleh umi Upik, ibu-ibu
di sinipun dirangkulnya agar bisa menjadi magnet kebaikan pula. Awalnya memang sangat
sulit untuk sekedar mengajak mereka mengaji. “Jangankan ikut mengaji melihat
kami berpakaian syar’i pun mereka sudah alergi dan menutup diri” tandasnya.
Karena ternyata butuh strategi untuk menarik bagi mereka,
umi Upik menyebutnya pendekatan secara cultural. Cultur masyarakat di sini suka
masak-masak bareng terutama para ibu, apalagi kalau ada hajatan mereka rela
menghabiskan waktu berhari-hari untuk bergotong royong membuat masakan.
Dari sinilah ibu dari 7 anak ini kemudian bergabung bersama
mereka dan perlahan-lahan membentuk komunitas hobi memasak, alhamdulillah
setelah sekian lama waktu berlalu dari komunitas ini terbentuk kelompok-kelompok
pembinaan yang sampai sekarang sudah terbentuk 6 kelompok. Jadi selain kegiatan
masak memasak agenda rutin ibu-ibu di sini mengaji untuk meningkatkan pemahaman
keagamaan, karena di dalam islam sendiri mengatur semua aspek kehidupan, baik
dunia maupun akhirat.
Meskipun usia tidak lagi muda, ibu yang aktif juga sebagai
motivator Ketahanan Keluarga Kabupaten Bekasi ini masih sangat gaul beliau bisa
berteman dengan siapapun, mulai dari golongan anak-anak, remaja, para lajang
hingga sepuh. Seperti penuturan mbak Wiyah, seorang lajang yang dulu katanya
preman kampung, yang sering bikin cemas orang tua karena pergi tak tau rimbanya
kini takluk dalam rangkulan umi Upik.
”Saya tobat jadi preman sejak kenal sama umi, sekarang saya
ngaji sama beliau dan membantu beliau membina anak-anak remaja di sini” katanya
yang sekarang sudah mengenakan pakaian syar’i.
Selain pendekatan cultural, metode yang di terapkan oleh
istri ustad Mohammad Nuh ketua DPD Kab. Bekasi ini ialah menjadikan
rumahnya sebagai base camp anak-anak, remaja, maupun ibu-ibu. Hal ini terbukti
rumah beliau setiap hari ramai dikunjungi. Di pekarangan rumahnya sengaja
dibangun sebuah musholah agar setiap waktu sholat warga sekitar datang
menunaikan sholat, tidak hanya itu musholah tersebut juga dijadikan tempat
pengajian ibu-ibu atau kegiatan lainnya yang terkait dengan pengajaran.
Diakhir perbincangan beliau bertutur” saya pindah ke sini
karena satu alasan, yaitu ingin menjadikan kampung ini bebas buta huruf Al
Qur’an, dan menjadikan orang-orangnya cinta Al Qur’an sehingga menjadi Kampung
Peradaban yang dapat menebarkan magnet kebaikan bagi kampung-kampung lainnya. Saya
juga bercita-cita menjadikan kampung ini kampung cyber, karena banyak sekali
potensi tersembunyi yang perlu di eksplor, Ibu-ibu di sini banyak sekali yang
pintar masak makanan khas Bekasi, sehingga saya berfikir kampung ini bisa dijadikan
pusat oleh-oleh makanan khas Bekasi nantinya".
Barokallah fiikum...
#Belajar bikin feature
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
syukron...telah berkunjung ke blog ana...
semoga bermanfaat ya ^_^