Bismillah...
Percayalah tak ada yang sia-sia di dunia ini, lihatlah
selembar daun kering yang jatuhpun akan memberi manfaat yang begitu dahsyat ribuan bahkan jutaan
tahun setelahnya. Lihatlah hasilnya yang kita nikmati sekarang; emas, perak, batubara,
gas bumi, minyak bumi yang berlimpah, itu semua adalah hasil dari endapannya
jutaan tahun yang lalu, masih tak percaya? lihatlah dalam waktu yang tidak
begitu lama daun kering yang berguguran itu akan menjadi kompos yang sangat
menyuburkan dan tanpa efek samping sedikitpun bagi tanaman lain. Ia gugur untuk
menyuburkan yang lain, ia gugur untuk membenamkan diri jutaan tahun lamanya
agar bisa memberi kehidupan bagi semesta atas izin Tuhannya.
Namun tak mudah memang, terbenam berabad-abad lamanya, ia
butuh keiklasan dan kesabaran diatas rata-rata. Ia butuh fokus tak menghiraukan yang lain. Ia
menua, lalu berguguran tertiup angin, bukankah ia tak pernah membenci angin?
Padahal jika ia tak ikhlas, tak sabar dan tak fokus bisa saja ia mengeluh dan
meminta kepada Tuhannya “ya Robb, aku masih ingin hidup di ranting-ranting
pohon itu, hijau segar, menyerap banyak warna, melihat dunia yang indah,
melekat pada pohon-pohon nan tinggi, bercengkrama dengan beburung yang bersuara
merdu, ditetesi sejuknya embun setiap pagi”. Tapi ia tak pernah mengatakannya,
tak pernah sedikitpun. Belum lagi mungkin ada dedaunan lain mengatakan ”kau
jangan tertipu dengan kebaikan masa depan yang belum tentu mampu kau lakukan,
bukankah kau sekarang sudah menjadi daun yang baik, segar, bermanfaat, dengan
kemampuan fotosintesismu” sekilas kalimat itu memang kata-kata penyemangat,
tapi lihatlah daun yang jatuh itu ia tak pernah menghiraukannya, sedikitpun. Ia
fokus, yakin, sabar, ikhlas karena ia percaya ia bisa melakukan kebaikan yang
lebih dahsyat dan sepanjang masa untuk meraih ridha Tuhannya.
Pun cintamu, jika dijaga dengan baik, ia akan menyuburkan
hati yang gersang, meruntuhkan keangkuhan, melenyapkan kesombongan, menumbuhkan
kebaikan, menghasilkan buah yang manis rasanya dan harum baunya. Yah, seperti
daun yang jatuh itu, ia ikhlas, sabar, dan fokus tak menghiraukan yang lain.
Karena tidak ada cinta yang tumbuh diatas keangkuhan dan kesombongan, tidak ada
cinta yang tumbuh dalam kejahatan, tidak ada cinta yang tidak menghasilkan buah
yang manis rasanya dan harum baunya. Karena pada hakikatnya cinta itu milik
Allah, dari Allah awalnya dan untuk Allah akhirnya. Cinta
adalah makna kebenaran dalam penciptaan. Itu sebabnya, hati yang dipenuhi
dengan cinta lebih mudah dan cepat menangkap kebenaran. Cinta tidak tumbuh
dalam hati yang dipenuhi keangkuhan, angkara murka, dan dendam. Cinta
melahirkan pengakuan dan kerendahan hati. Cinta adalah cahaya yang memberikan
kekuatan penglihatan pada mata hati kita. Dan cinta kepada mahluk adalah
bentuk pengejawantahan cinta kita kepada Allah (M. Annis Matta). Bila kau jatuh cinta dan kau merasa ingin
selalu dekat dengan Allah saja, berharap hanya pada Allah saja, itulah anugerah
dari-Nya, syukurilah.
Manusiawi bila di
hatimu hadir cinta ada harap di sana, ada rasa ingin bersama untuk membangun
cinta di atas cinta-Nya. Seperti cinta ibunda Khodijah kepada Rosulullah SAW,
seperti cinta Fatimah dan Ali r.a. Tak perlu khawatir bila cinta hadir di
hatimu, jangan buru-buru memusnahkannya, jangan tergesa-gesa memangkasnya,
siapa tau ada kebaikan di sana, ada manfaat untuk kehidupan dunia akhiratmu.
Begitulah, kadangkala untuk berbuat suatu kebaikan yang
sepanjang masa, kita butuh fokus, diam, tak perlu menghiraukan yang lain, seperti
dedaunan yang jatuh itu. Walaupun sepintas kau seperti terdakwa yang melakukan
kesalahan yang sangat besar pada mereka, padahal apa salahmu, kau hanya dianugerahi
cinta itu oleh Allah yang jika dijaga dengan ikhlas dan sabar bisa membahagiakan
mereka, insya Allah. Perbanyaklah berpuasa, hadapkan wajahmu, hatimu,
jiwamu hanya kepada Allah, mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat.
Namun, bila tak ingin tersiksa lebih lama maka kau butuh
action, kau hanya butuh keyakinan dan tekad yang kuat untuk melakukannya,
selebihnya kau bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan memampukanmu,
mencukupkanmu. Bukankah kau yakin dengan janji Allah?
“Dan kawinkanlah
orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin)
dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah
Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. [QS. An-Nuur: 32].
Rosulullah SAW
juga bersabda “Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu
seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya
merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR.
Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)
[1]
Ada pelajaran yang bisa diambil, saat kau dianugerahi cinta,
maka sebenarnya kau sedang diajarkan tanggungjawab, yah kau harus bertanggungjawab atas cinta yang dianugerahkan untukmu, kau mestinya berikhtiar untuk menjemputnya dimulai dan
iringi dengan do’a kepada Robbmu. Jangan ragu, yakinlah ia masih menantimu
dalam diam, dalam sujud panjangnya, dalam harap pada Robbnya . Lebih cepat
Insya Allah akan lebih baik dan lebih menenteramkanmu.
Maka sekali lagi tak ada yang sia-sia di dunia ini bila kita
terus berjalan di atas jalan yang lurus dan memohon petunjuk kepada Allah SWT.
Pun dengan cintamu, semoga Allah merahmati, memudahkan semua urusan,
melapangkan rizki, memberikan jalan keluar atas semua masalah, menguatkan jasad
dan rohani, memberikan ilmu yang bermanfaat, selalu dalam kebaikan dan
penjagaan-Nya, dan melimpahkan keberkahan-Nya untukmu. Aamiin Allahumma aamiin…
#just love in silent,
bukan cinta yang diekspresikan dengan pacaran.
Di sudut kota Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
syukron...telah berkunjung ke blog ana...
semoga bermanfaat ya ^_^