di sini.....
kusaksikan setiap pergantian surya tenggelam
mengundang rembulan
sahutan ayam memanggil mentari
telah mengambil bagian diri...
Adakalahnya kita
merasa sepi. Suasana ramai di sekeliling kita tak sanggup mengusir kesendirian.
Kata-kata yang mengalir dari mulut-mulut orang yang mencintai kita tak sanggup
memacu semangat jiwa. Ajakan mereka untuk bergembira dan mengisi hidup yang cuma
sekali ini dengan kebaikan tak mampu untuk memotivasi diri. Hiburan yang mereka
berikan tak kuasa menghapus kepedihan yang dirasa. Benar-benar sepi dan
sendiri. Jika demikian adanya, kebanyakan manusia akan memilih mati. Karena
fitrah manusia sebagai makhluk sosial adalah selalu berdampingan dengan manusia
lain, baik secara fisik maupun jiwa. Kesendirian kadang diperlukan, tapi bukan
untuk selamanya.
di
sini.....
kumengenang
hari-hari nan lalu
yang
menyelimuti waktuku
membawaku
dalam kebekuan
di
dunia lamunan...
Adakalanya sebuah
kesendirian dan kesepian begitu mencekam, sehingga segala persediaan energi
yang kita punya akan langsung habis. Tinggal rasa lelah yang tersisa. Tak ada
aktivitas yang dapat dijalani. Tak ada produktifitas amal yang dihasilkan.
Dunia terasa sangat kejam. Sementara diri hanya bisa mengeluh betapa malangnya
nasib yang harus dijalani.
Egois!
Mungkin itu yang
pantas diucapkan untuk diri kita yang merasa bahwa kita adalah orang yang
paling sengsara di dunia. Padahal di sekeliling kita masih banyak orang-orang
yang sudah lama menderita dan beban hidup yang mereka pikul bisa jadi lebih
berat daripada yang kita miliki. Memang, ujian untuk setiap orang beda-beda.
Sang Penguji pun sudah tahu kapasitas masing-masing peserta. Jika itu yang kita
yakini, seharusnya kita bisa lepas dari belenggu sepi dan duka. Jika hal itu
yang kita pahami, sepantasnya kita tak pernah menyesali hidup ini dan berputus
asa.
“
…dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus
asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (QS.Yusuf : 12)
di
sini.....
kusaksikan
taman mulai berbunga
kuntum-kuntumnya
mekar menebar aroma
pepohonannya
mulai rindang
berbuah
di setiap cabang
Jika mereka bisa
bersemangat, kenapa diri ini tidak bisa? Padahal mereka sama seperti kita,
punya kelebihan dan kekurangan. Jangan jadikan kelebihan mereka menjadi duri
pelemah diri, tapi sebaliknya, jadikan hal itu sebagai pupuk penyubur kekuatan
jiwa. Harapan, itu harus ada. Manusia tak kan bisa hidup jika tidak ada harapan
dalam dirinya. Semangat harus tumbuh, agar diri bisa mewujudkan harapan
tersebut menjadi kenyataan.
Satu yang pasti. Orang
yang beriman tidak pernah berada dalam kesendirian. Di tengah keheningan duka,
di antara hiruk pikuk suka, ada yang selalu mengawasi. Ada Allah menyertai
setiap langkah perjalanan hidup kita. Di saat kita berada dalam
ketidakberdayaan, Allah adalah Maha Kuasa lagi Maha Perkasa. Di tengah tumpukan
permasalahan, Allah adalah Maha Penolong dengan berbagai jalan keluar dan solusi.
Di antara himpitan kemiskinan, Allah adalah Maha Kaya.
Sebagai seorang
mukmin, kita tak pernah sendiri!
Ada keluarga, ada
tetangga, ada kerabat dan sahabat, ada teman dan kawan. Mereka ada di
sekeliling kita. Bukankah mereka yang satu aqidah dengan kita berarti saudara
kita. Bisa jadi pertolongan Allah akan melalui tangan-tangan mereka. Rajut
kembali tali ukhuwah karena bisa jadi itu menjadi sumber kekuatan. Apa yang
berat dipikul sendiri, akan terasa ringan saat ditanggung bersama.
La Tahzan, innallaha
ma'ana!!!
Waallhu a'lam
bishowab.
Adakalanya sebuah kesendirian dan kesepian begitu mencekam, sehingga segala persediaan energi yang kita punya akan langsung habis. Tinggal rasa lelah yang tersisa. Tak ada aktivitas yang dapat dijalani. Tak ada produktifitas amal yang dihasilkan. Dunia terasa sangat kejam. Sementara diri hanya bisa mengeluh betapa malangnya nasib yang harus dijalani.
Jika mereka bisa bersemangat, kenapa diri ini tidak bisa? Padahal mereka sama seperti kita, punya kelebihan dan kekurangan. Jangan jadikan kelebihan mereka menjadi duri pelemah diri, tapi sebaliknya, jadikan hal itu sebagai pupuk penyubur kekuatan jiwa. Harapan, itu harus ada. Manusia tak kan bisa hidup jika tidak ada harapan dalam dirinya. Semangat harus tumbuh, agar diri bisa mewujudkan harapan tersebut menjadi kenyataan.
Semudah-mudah pelajaran adalah teori, sesulit-sulit pelajaran adalah dalam prakteknya. Dan kau tidak akan tau kesendirian sebelum kau merasakannya sendiri sehingga kau berharap yang telah pergi membawamu turut serta
BalasHapusmari kita praktekkan kala diri merasa sendiri...huhu...
BalasHapusHmmm...menjadi penyemangat baru dikala asa sudah mulai menipis...
BalasHapusAmpuni aku Ya Robb...
Kehilangan...Kesendirian...
Jauhkan aku dari rasa itu ya Robb...
aamiin ya Robb...hamasah...hamasah...hamasah...innallaha ma'ana...
BalasHapus