Sahabat,
seringkali kecerdasan dan kepiawaian kita membuat kita merasa tidak
perlu lagi ‘Tangan Allah SWT’ karena segala bentuk masalah mampu kita
selesaikan dengan cemerlang karena kecerdasan dan pengalaman panjang
hidup kita ditambah lagi banyaknya ajaran-ajaran Rasionalis baru yang
seolah-olah selalu terbukti secara empirik tanpa campur tangan Allah
SWT.
Ada tiga orang pengembara yang sedang melakukan perjalanan bersama.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Mereka
bergegas mencari tempat untuk berlindung. Kebetulan mereka melewati
sebuah gua. Tanpa pikir panjang, mereka langsung memasuki gua tersebut.
Namun, derasnya hujan ternyata menggulirkan sebongkah batu besar yang
kemudian menutupi mulut gua. Ketiga pengembara terperangkap di dalamnya!
Kendati sudah berusaha sekuat tenaga, ketiga pengembara itu tetap tidak mampu menggeser batu besar itu.
“duh tamat sudah riwayat kita, terkurung di gua ini,” keluh salah satu pengembara.
“Entah apa lagi yang bisa kita lakukan agar keluar
dari sini,” kata pengembara yang lain, tak kalah putus asa dengan
pengembara pertama.
“Hanya Allah Swt. yang bisa menyelamatkan kita,
kawan. Marilah kita berdoa kepada Allah dengan perantara amal perbuatan
yang pernah kita lakukan dengan hati yang ikhlas. Semoga Allah Swt. berkenan memberikan pertolongan-Nya,” kata pengembara ketiga.
Mereka kemudian langsung bersuci dan memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh. “Ya Allah Yang Maha Mengetahui, hamba dulu pernah
memiliki seorang pekerja yang hamba upah dengan tiga gantang padi. Ketika pekerjaku itu pergi tanpa mengambil upahnya, aku menyemai
padi-padi itu hingga membuahkan hasil. Hasilnya, aku belikan seekor sapi
yang kemudian beranak pinak hingga tak terhitung olehku jumlah sapi
yang terus berkembangbiak itu. Ketika kemudian pekerja itu datang dan
menagih upahnya, aku menyuruhnya mengambil semua sapi itu. Awalnya, dia
menolak karena merasa upahnya hanyalah tiga gantang padi. Namun, aku
bersikeras karena sapi-sapi itu berasal dari tiga gantang berasnya. Ya
Allah, apa yang kulakukan hanya karena aku ingin mendapatkan Ridho-MU,
ya Allah jika ada setitik keikhlasan dari apa yang aku lakukan itu,
tolong ya Allah keluarkan kami dari gua ini,” doa pengembara yang bijak.
Keajaiban terjadi, batu besar itu bergeser sedikit.
Lalu, pengembara berikutnya berdoa, “Ya Allah Yang Maha Tahu, setiap
malam aku membawakan susu kambing yang kuperah sendiri untuk orangtuaku.
Namun, pada suatu malam aku terlambat memerah kambing dan orangtuaku
sudah tertidur saat aku tiba dikamar mereka. Walaupun saat itu anak dan
istriku menangis kelaparan, tetapi aku tidak mau mereka meminum susu kambing yang kuperah sebelum orangtuaku mengizinkan. Aku menungguinya
hingga orangtuaku terbangun, yaitu ketika fajar Subuh tiba. Ya Allah,
aku melakukan itu hanya karena semata ingin mentaati perintah-Mu untuk
berbakti kepada Orangtua, ya Allah jika seberkas keihlasan dari apa yang
pernah aku lakukan itu, mohon ya Allah keluarkan kami dari gua ini.”
Keajaiban kedua terjadi lagi. Batu besar kembali
bergeser dan membuat lubang yang cukup lebar. Namun, ketiga pengembara
itu masih belum bisa keluar dari dalam gua. “Sekarang, giliranmu kawan,” dua pengembara yang sudah berdoa sangat berharap kepada kawannya yang belum berdoa “Ya Allah Yang Maha Tahu, aku sering menggoda dan
merayu sepupuku yang cantik untuk berbuat dosa dan berzina denganya.
Namun Ia selalu menolak. Suatu hari, ia datang untuk meminjam uang
sebesar 100 dinar. Aku memberinya dengan syarat dia harus memberikan
kehormatannya kepadaku. Diapun terpaksa mengabulkan keinginanku karena
dia dalam situasi yang terdesak. Namun, pada saat aku hampir melakukan
niatku, ia mengingatkanku untuk selalu takut kepada-Mu. Aku tersadar dan
segera membatalkan niatku. Ya Allah, jika apa aku yang kulakukan itu
ada sedikit akan ketakutanku kepada-Mu, aku mohon ya Allah, keluarkan
kami dari gua ini,” doa pengembara terakhir sambil berderai air mata.
Batu besar bergeser untuk ketiga kalinya. Kali ini,
celahnya sudah cukup untuk dijadikan jalan keluar bagi tiga pengembara
tersebut.
Sahabat, sesulit apapun hidup ini, jika kita selalu melibatkan Tangan
Allah SWT, maka tak ada yang mustahil bagi kita untuk menggapai
sesuatu yang kita dambakan, asal selalu ada cadangan Amal Sholeh yang
kita terus kita investasikan supaya tangan Allah SWT tidak berhenti
terlibat dalam setiap aktivitas kita.
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar,
dan kepada Allahlah kembali segala urusan". (QS. Al-Hajj: 40-41),
ternyata untuk menolong Agama Allah itu tidak sulit cukup dengan
melaksanakan Sholat, Zakat/Sedekah, berbuat kebajikan kepada sesama, dan
meninggalkan segala hal yang dilarang Allah SWT, itulah JAMINAN
Kepastian datangnya Pertolongan Allah.
“Dan orang yang disempitkan rizkinya, hendaklah ia memberi nafkah
(sedekah) dari harta yang diberikan Allah kepadanya“ (Surah At Talaq:
7), ternyata orang yang sedang disempitkan rizkinya saja itu masih disuruh bersedekah.
mari kita bersegera memperbanyak Amal Shaleh...
Subhanallah..kisah penuh inspiratif :)
BalasHapussemakin rajin menulis,yah, mbak
Insya Allah...alhamdulillah semoga bermanfaat ^_^
HapusInsya Allah...Alhamdulillah semoga bermanfaat... ^_^
BalasHapus