Cari Blog Ini

Rabu, 03 Oktober 2012

KETIKA TANGAN ALLAH TERLIBAT

Sahabat, seringkali kecerdasan dan kepiawaian kita membuat kita merasa tidak perlu lagi ‘Tangan Allah SWT’ karena segala bentuk masalah mampu kita selesaikan dengan cemerlang karena kecerdasan dan pengalaman panjang hidup kita ditambah lagi banyaknya ajaran-ajaran Rasionalis baru yang seolah-olah selalu terbukti secara empirik tanpa campur tangan Allah SWT.
Masih ingatkah kita tentang sebuah kisah, ketika 3 orang terkurung dalam sebuah Gua karena sebuah batu besar menggelinding menutupi mulut Gua? mereka bertiga dengan seluruh tenaganya tidak mampu menggeser sedikitpun batu itu.

Kisah itu adalah sebuah analogi tentang kehidupan kita, Gua adalah tempat bernaung untuk dapat bertahan hidup sedangkan Batu Besar itu adalah masalah yang membuat kenyamanan hidup kita menjadi terganggu, Gua zaman ini bisa menjelma dalam bentuk Perusahaan tempat kita berkarya, atau Jabatan tempat kita mengabdi dan melayani, atau keluarga tempat kita berbagi kasih sayang atau Lembaga tempat kita mengaktualisasikan diri kita dan seterusnya. Sedangkan Batu Besar bisa menjelma dalam bentuk masalah yang sangat rumit yang tak mampu kita sendiri menyelesaikannya sekalipun orang lain sudah membantunya.

Nah bagaimanakah cara mengatasi? inilah kisah selengkapnya……..................

Ada tiga orang pengembara yang sedang melakukan perjalanan bersama. Di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Mereka bergegas mencari tempat untuk berlindung. Kebetulan mereka melewati sebuah gua. Tanpa pikir panjang, mereka langsung memasuki gua tersebut. Namun, derasnya hujan ternyata menggulirkan sebongkah batu besar yang kemudian menutupi mulut gua. Ketiga pengembara terperangkap di dalamnya!

Kendati sudah berusaha sekuat tenaga, ketiga pengembara itu tetap tidak mampu menggeser batu besar itu.
                “duh tamat sudah riwayat kita, terkurung di gua ini,” keluh salah satu pengembara.
                “Entah apa lagi yang bisa kita lakukan agar keluar dari sini,” kata pengembara yang lain, tak kalah putus asa dengan pengembara pertama.
                “Hanya Allah Swt. yang bisa menyelamatkan kita, kawan. Marilah kita berdoa kepada Allah dengan perantara amal perbuatan yang pernah kita lakukan dengan hati yang ikhlas. Semoga Allah Swt. berkenan memberikan pertolongan-Nya,” kata pengembara ketiga.

Mereka kemudian langsung bersuci dan memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh. “Ya Allah Yang Maha Mengetahui, hamba dulu pernah memiliki seorang pekerja yang hamba upah dengan tiga gantang padi. Ketika pekerjaku itu pergi tanpa mengambil upahnya, aku menyemai padi-padi itu hingga membuahkan hasil. Hasilnya, aku belikan seekor sapi yang kemudian beranak pinak hingga tak terhitung olehku jumlah sapi yang terus berkembangbiak itu. Ketika kemudian pekerja itu datang dan menagih upahnya, aku menyuruhnya mengambil semua sapi itu. Awalnya, dia menolak karena merasa upahnya hanyalah tiga gantang padi. Namun, aku bersikeras karena sapi-sapi itu berasal dari tiga gantang berasnya. Ya Allah, apa yang kulakukan hanya karena aku ingin mendapatkan Ridho-MU, ya Allah jika ada setitik keikhlasan dari apa yang aku lakukan itu, tolong ya Allah keluarkan kami dari gua ini,” doa pengembara yang bijak.

Keajaiban terjadi, batu besar itu bergeser sedikit. Lalu, pengembara berikutnya berdoa, “Ya Allah Yang Maha Tahu, setiap malam aku membawakan susu kambing yang kuperah sendiri untuk orangtuaku. Namun, pada suatu malam aku terlambat memerah kambing dan orangtuaku sudah tertidur saat aku tiba dikamar mereka. Walaupun saat itu anak dan istriku menangis kelaparan, tetapi aku tidak mau mereka meminum susu kambing yang kuperah sebelum orangtuaku mengizinkan. Aku menungguinya hingga orangtuaku terbangun, yaitu ketika fajar Subuh tiba. Ya Allah, aku melakukan itu hanya karena semata ingin mentaati perintah-Mu untuk berbakti kepada Orangtua, ya Allah jika seberkas keihlasan dari apa yang pernah aku lakukan itu, mohon ya Allah keluarkan kami dari gua ini.”

Keajaiban kedua terjadi lagi. Batu besar kembali bergeser dan membuat lubang yang cukup lebar. Namun, ketiga pengembara itu masih belum bisa keluar dari dalam gua. “Sekarang, giliranmu kawan,” dua pengembara yang sudah berdoa sangat berharap kepada kawannya yang belum berdoa  “Ya Allah Yang Maha Tahu, aku sering menggoda dan merayu sepupuku yang cantik untuk berbuat dosa dan berzina denganya. Namun Ia selalu menolak. Suatu hari, ia datang untuk meminjam uang sebesar 100 dinar. Aku memberinya dengan syarat dia harus memberikan kehormatannya kepadaku. Diapun terpaksa mengabulkan keinginanku karena dia dalam situasi yang terdesak. Namun, pada saat aku hampir melakukan niatku, ia mengingatkanku untuk selalu takut kepada-Mu. Aku tersadar dan segera membatalkan niatku. Ya Allah, jika apa aku yang kulakukan itu ada sedikit akan ketakutanku kepada-Mu, aku mohon ya Allah, keluarkan kami dari gua ini,” doa pengembara terakhir sambil berderai air mata.

Batu besar bergeser untuk ketiga kalinya. Kali ini, celahnya sudah cukup untuk dijadikan jalan keluar bagi tiga pengembara tersebut.

Sahabat, sesulit apapun hidup ini, jika kita selalu melibatkan Tangan Allah SWT, maka tak ada yang mustahil  bagi kita untuk menggapai sesuatu yang kita dambakan, asal selalu ada cadangan Amal Sholeh yang kita terus kita investasikan supaya tangan Allah SWT tidak berhenti terlibat dalam setiap aktivitas kita.

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada Allahlah kembali segala urusan". (QS. Al-Hajj: 40-41), ternyata untuk menolong Agama Allah itu tidak sulit cukup dengan melaksanakan Sholat, Zakat/Sedekah, berbuat kebajikan kepada sesama, dan meninggalkan segala hal yang dilarang Allah SWT, itulah JAMINAN Kepastian datangnya Pertolongan Allah.

“Dan orang yang disempitkan rizkinya, hendaklah ia memberi nafkah (sedekah) dari harta yang diberikan Allah kepadanya“ (Surah At Talaq: 7), ternyata orang yang sedang disempitkan rizkinya saja itu masih disuruh bersedekah.

mari kita bersegera memperbanyak Amal Shaleh...

3 komentar:

  1. Subhanallah..kisah penuh inspiratif :)
    semakin rajin menulis,yah, mbak

    BalasHapus
  2. Insya Allah...Alhamdulillah semoga bermanfaat... ^_^

    BalasHapus

syukron...telah berkunjung ke blog ana...
semoga bermanfaat ya ^_^