Bissmillaahirrohmaanirrohiiim...
"Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami
berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka
bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang
sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat
adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu
memikirkannya?" ((QS: Al-Hajj: 46)
Sungguh,
saya sangat menyukai perjalanan, sejak kecil bila diajak bepergian oleh
ayah atau ibu saya sangat antusias. Pernah saya diajak oleh ayah pergi
ke Padang Panjang menjenguk kakak yang mondok di sana, saya sangat
senang bisa melihat jam gadang, lembah ngarai, lubang jepang, batu
menangis sampai danau singkarak, waktu itu saya masih kelas satu SD,
sangat bahagia walau harus berpisah dari ibu beberapa hari, melihat
keindahan alam, melihat peninggalan-peninggalan bersejarah sambil
diceritakan oleh ayah mengenai latar belakang tempat-tempat tersebut. Ada
pengalaman yang tak terlupakan ketika perjalanan pulang, waktu bis
berhenti ayah menyuruhku untuk tetap duduk di kursi penumpang, sementara
ayah ke kamar mandi sampai bis mau jalan ayah belum kembali, saya
bingung takut ayah tertinggal, akhirnya saya menangis, bang kondektur
lalu bertanya mana orang tuanya, sontak saja saya jawab sambil menangis
"ayahku jangan ditinggal dia masih di kamar mandi", bang kondektur baru
nyadar ternyata penumpangnya masih ada yang belum naik. Tapi pengalaman
mencemaskan itu tidak membuatku trauma, tetap saja masih suka kalau
diajak bepergian.
Sebuah perjalanan bisa dikatakan kita mendapat pelajaran darinya bila perjalanan tersebut menjadikan kita pribadi yang lebih banyak bersyukur, lebih mengenal sang Maha Pencipta serta menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Bila beberapa hal tersebut belum masuk ke dalam hati kita, mungkin kita belum mengambil pelajaran darinya, maka kita perlu untuk terus berupaya untuk mengambilnya agar kita tidak termasuk orang yang sia-sia saja perjalanannya. Nauzubillah...
Berjalanlah sambil berbagi, apa saja, bisa ilmu, pengalaman atau bahkan materi. Berjalanlah mumpung masih muda, mumpung masih diberi kesempatan, mumpung masih diberi waktu. Dan berjalanlah sambil memetik mawar dan melati, agar suatu hari nanti ia menjadi taman persinggahan yang paling indah untukmu dan orang-orang yang kau cintai karena Allah.
bersama anak-anak lereng Merapi belajar sholat |
Bersama anak-anak lereng Merapi, belajar baca Qur'an |
Dalam ketenganmu kau begitu mempesona |
Daerah ini juga merupakan pusat penyebaran kristenisasi terpesat di Jawa Tengah sudah beberapa gereja berdiri di sana. Satu hal lagi yang mengejutkan, dibalik alamnya yang indah dan menyejukkan pandangan mata, banyak diantara penduduk sana bahkan sebagian besar rumahnya bercampur dengan kandang sapi, yah...kandang sapinya menyatu dengan rumah-rumah mereka bersama dapur ataupun tempat tidur sehingga tidak bisa dikatakan rumah yang sehat dan bersih. Keadaan ini bukan karena mereka tidak memiliki rumah yang layak, rumah-rumah di sana sebagian besar sudah permanen, mungkin masih kurangnya pengetahuan mereka tentang lingkungan bersih dan sehat. Mari berbuat apa yang bisa kita lakukan di sana, apalagi yang dekat daerah sana mari berkontribusi.
dalam perjalanan pulang sengaja berhenti untuk dokumentasi keindahan alam Merbabu dan Merapi ^_^ |
Bersama kalian aku bahagia, meski harus mendaki, meski harus menurun, meski dalam lelah bertambah-tambah. Perjalanan singkat yang kita lalui bersama menyisakan kenangan yang akan ku kenang sepanjang hayat, kita merajut ukhuwah, mengukir kenangan, semoga tak lekang oleh waktu. Meski kebersamaan kita belum bisa berlanjut untuk merintis desa binaan di sana, do'aku akan selalu mengalir untuk kalian semoga dimudahkan semuanya, diberikan pahala terbaik atas semua pengorbanannya...
aku menemukan senja di sini, indah sekali, sangat indah, namun sedikit tertutup awan hitam |
Beberapa hari kemudian, perjalanan berlanjut ke Pantai Wonosari, ada banyak pantai indah di sini, mari kita intip...
Foto di ambil sebelum musim hujan, tampak biru bersih
kamu lihat foto diatas? pantai dengan air keruh dan air biru, tampak sangat kontras. Inilah air tawar dengan air asin, tidak bercampur, seolah-olah ada dinding pembatas. Saya menyaksikan langsung fenomena ini seperti dalam firman-Nya "
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing." (QS. Ar-Rahman: 19-20)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini
tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti
kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka
sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu
kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala
sesuatu.” (QS Fushshilat : 53)
Pantai Indrayanti |
Perjalanan ke sini memakan waktu 3 jam dari kota Yogyakarta menggunakan sepeda motor, melewati jalanan perbukitan yang berkelok-kelok dikelilingi jurang dan tebing curam, rasa lelah dalam perjalanan terbayar lunas setelah menginjakan kaki di pasir putihnya. Begitupun dalam hidup, untuk mencapai keindahan seringkali kita harus melalui jalanan yang tak mudah dan tak mulus, kita harus berjuang sekuat kemampuan untuk mencapainya dan pada akhirnya kita akan menemukan keindahannya, begitulah sunatullahnya.
barokallah fiikum...